TRIBUNNEWS.COM - Berikut penjelasan tentang apa itu Rabu Abu atau Ash Wednesday dalam rangkaian perayaan Paskah.
Pada tahun ini Rabu Abu jatuh pada tanggal 14 Februari 2024.
Rabu Abu merupakan hari pertama masa liturgi Prapaskah.
Rabu Abu atau yang disebut dengan Ash Wednesday selalu jatuh enam setengah minggu atau 46 hari sebelum Hari Raya Paskah, yang diawali dengan Masa Prapaskah.
Melansir laman Christianity, Masa Prapaskah adalah masa 40 hari (tidak termasuk hari Minggu) yang ditandai dengan pertobatan, puasa, refleksi, dan perayaan Paskah.
Periode 40 hari melambangkan masa pencobaan Kristus di padang gurun, tempat dia berpuasa dan tempat Setan menguji keimanannya.
Masa Prapaskah meminta umat Kristiani untuk menyisihkan waktu setiap tahun untuk puasa serupa, serta fokus pada kehidupan, pelayanan, pengorbanan, dan kebangkitan Kristus.
Asal Mula Rabu Abu
Mengutip laman Hallow, Rabu Abu dimulai pada abad ke-11.
Namun, tradisi menerima abu sudah ada sejak dahulu kala, yaitu kebiasaan orang Ibrani kuno yang mengenakan kain kabung dan membersihkan diri dengan abu sebagai tanda penebusan dosa.
Alkitab tidak secara eksplisit merinci hari pertama masa Prapaskah ini, tetapi ada banyak contoh tindakan pertobatan ini dalam Perjanjian Lama, seperti:
Baca juga: Apa Itu Kamis Putih dan Jumat Agung? Rangkaian Masa Prapaskah, Ini Penjelasannya
"Aku menjahit kain kabung pada kulitku dan menaruh kekuatanku di dalam debu". (Ayub 16:15)
Pada Gereja Kristen mula-mula, penebusan dosa di muka umum bagi orang-orang yang telah berbuat dosa termasuk memakai abu dan kain kabung.
Kemudian, ketika Gereja mulai bertumbuh dan berkembang, praktik ini pun berkurang.
Tradisi panjang ini yang secara lahiriah mengakui diri kita sebagai orang-orang berdosa yang mencari pembaharuan bersama Allah pada akhirnya berubah menjadi apa yang sekarang kita kenal sebagai Rabu Abu, hari pertama masa Prapaskah.
Abu melambangkan kematian dan itu sebagai pengingat fisik bahwa tubuh manusia akan membusuk, namun jiwanya akan tetap hidup dalam kehidupan kekal.
Baca juga: Simak Penjelasan Pekan Suci: Minggu Palem, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci hingga Minggu Paskah
Pdt. Antony Kadavil lebih lanjut merenungkan simbol salib abu di dahi, sebagai berikut:
"Salib abu berarti kita membuat komitmen – bahwa kita menjalani masa Prapaskah sebagai masa doa dan penyesalan, untuk mati terhadap diri kita sendiri. Ayat ini juga menggambarkan kondisi kemanusiaan kita: dikatakan bahwa kita rusak dan perlu diperbaiki; bahwa kita adalah orang berdosa dan memerlukan penebusan. Yang paling penting, ayat ini memberitahu kita bahwa, sebagai pengikut Yesus Kristus, kita harus memikul salib kita. - Pdt. Antony Kadavil".
Makna Rabu Abu
Rabu Abu melambangkan dua hal utama, yakni kematian dan pertobatan.
Abu sama dengan debu, dan daging manusia terdiri dari debu atau tanah liat (Kejadian 2:7), dan ketika mayat manusia membusuk, ia kembali menjadi debu atau abu.
Dikutip dari CatholicSpirit, Rabu Abu mengajak umat Kristiani untuk menerima abu yang menandakan penyesalan atas dosa-dosa.
Mereka juga akan menggunakan masa Prapaskah untuk memperbaiki kesalahannya, menyucikan hatinya, mengendalikan keinginannya, dan bertumbuh dalam kekudusan.
Sehingga, mereka dapat menyiapkan diri untuk merayakan Paskah dengan penuh suka cita.
Dengan fokus pada dosa dan kefanaan, umat Kristiani dapat memasuki masa Prapaskah dengan sungguh-sungguh.
Mereka dapat menantikan Paskah dengan suka cita yang lebih besar akan kemenangan terakhir Kristus atas dosa dan kematian.
(Tribunnews.com/Latifah/Yunita Rahmayanti)