TRIBUNNEWS.COM - Simak peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) besok, 14 Februari 2024.
Dikutip dari bmkg.go.id, potensi cuaca ekstrem terjadi di 31 wilayah di Indonesia.
Wilayah DKI Jakarta dan NTT terpantau berpotensi terjadi hujan disertai kilat dan angin kencang esok hari.
Kalimantan Selatan juga terpantau mengalami cuaca ekstrem angin kencang.
Sedangkan cuaca ekstrem hujan lebat, kilat, dan angin kencang juga terjadi di wilayah 28 wilayah lainnya.
Wilayah yang berpotensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang:
- Kalimantan Selatan
Wilayah yang berpotensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang:
- DKI Jakarta
- NTT
Baca juga: Cuaca Besok - BMKG: DKI Jakarta Berpotensi Alami Hujan pada Rabu, 14 Februari 2024
Wilayah yang berpotensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang:
- Aceh
- Sumatera Utara
- Sumatera Barat
- Riau
- Kep. Riau
- Bengkulu
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Kep. Bangka Belitung
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Jawa Timur
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Timur
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Selatan
- Sulawesi Tenggara
- Maluku
- Papua Barat
- Papua
Baca juga: Peringatan Dini BMKG 11 Februari 2024: Gelombang Tinggi di Laut Natuna Utara Capai hingga 6 Meter
Pemicu Cuaca Ekstrem
Besok Sirkulasi Siklonik terpantau di Australia bagian utara dan Laut Natuna yang membentuk daerah pertemuan angin (konvergensi) di Perairan Utara Australia Bagian Utara, di Laut Natuna bagian Utara, dan di Kalimantan Barat.
Daerah konvergensi lain terpantau memanjang dari Laut Natuna hingga Riau, dari Selat karimata hingga Sumatera Selatan, dari Lampung hingga Laut Jawa.
Selain itu konvergensi juga terjadi dari Kalimantan Selatan hingga Selat Makassar, dari Lat Bali hingga Laut Flores, di Laut Sawu, di Laut Maluku, di Laut Arafuru, dan dari Teluk Cendrawasih hingga Papua.
Daerah konfluensi terpantau dari Laut Jawa hingga Laut Flores, di Laut Natuna, di Laut Banda dan di Laut Arafura.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik dan di sepanjang konvergensi/konfluensi tersebut.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)