Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) sekaligus Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) turut menyoroti kenaikan harga beras belakangan ini yang menimbulkan kelangkaan.
Kata dia, kondisi itu sejatinya bisa dicari jalan keluarnya oleh para pengurus masjid yang notabenenya lebih dekat dengan rakyat.
Masjid disamping tempat ibadah menurut JK, juga harus menjadi wadah kegiatan muamalah.
Oleh karenanya, JK meminta seluruh masjid bisa berupaya untuk memakmurkan rakyat.
Sebab dalam hitungan dirinya, dominan masyarakat yang mengantre untuk membeli beras adalah umat muslim.
"Karena muamalah yang bisa membawa kita menuju kesejahteraan, kemakmuran sampai haru ini. Kenapa saya ingin ingatkan, kalau lihat sekarang ini banyak masyarakat kita hanya untuk membeli 5 kilogram sampai 10 kilogram beras. Siapa yang antri? Lihat lah 99 persen umat islam yang pakai jilbab. Hanya hampir semua kesulitan sebagian besar umat," ujar JK saat membuka pembukaan Muktamar ke-VIII DMI, di Kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (1/3/2024).
Para pengurus masjid kata dia, harus mempunyai inisiatif atau acara yang menghasilkan pendapatan untuk masyarakat.
Salah satunya yakni dengan pembagian zakat yang menurut JK, bisa membantu kebutuhan beras bagi para mustahik.
"Kita punya banyak instrumen, zakat ada baznas itu salah satunya kita dukung itu," beber dia.
Tak hanya itu, JK menyatakan perlu adanya persatuan antar umat beragama di Indonesia, terlebih usai masa pemilu saat ini.
Pasalnya, dengan adanya persatuan dia berharap, masyarakat bisa hidup lebih terjamin.
"Mari kita mempererat kembali persatuan jangan karena perbedaan kita menjadi terpecah. Makin terpecah negara ini makin masalah bangsa ini. Makin banyak (juga) masyarakat kita yang antre beras," tukas dia.
Dalam kesempatan ini, JK juga menyinggung bahwa jumlah masjid di Indonesia tergolong besar.
Di mana dalam datanya, ada sebanyak 800 ribu masjid tersebar di seluruh Indonesia.