TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah telah mengadakan survei potensi pergerakan masyarakat selama Lebaran 2024 (Idul Fitri 1445 H).
Berdasarkan hasil survei tersebut, perkiraan puncak arus mudik berdasarkan pilihan masyarakat adalah H-2 atau Senin, 8 April 2024 dengan potensi pergerakan 26,6 juta orang (13,7 persen).
Tanggal 8 April tersebut bertepatan dengan dimulainya cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah.
Sementara itu, perkiraan puncak arus balik adalah H+3 yakni, Minggu, 14 April 2024 dengan potensi pergerakan 41 juta orang (21,2 persen), dikutip dari laman Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Selain itu, hasil survei juga menunjukkan data lain seperti daerah tujuan terbanyak, daerah asal perjalanan terbanyak, angkutan mudik lebaran terbanyak hingga pergerakan masyarakat secara nasional.
Daerah Tujuan Terbanyak
- Jawa Tengah sebesar 31,8 persen (61,6 juta orang)
- Jawa Timur sebesar 19,4 persen (37,6 juta orang)
- Jawa Barat sebesar 16,6 persen (32,1 juta orang)
- Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 6,06 persen (11,7 juta orang)
- DKI Jakarta sebesar 3,35 persen (6,4 juta orang)
Baca juga: Cara Daftar Mudik Gratis Kereta Api Pemprov Jateng 2024, Lengkap dengan Syarat dan Rutenya
Daerah Asal Perjalanan Terbanyak
- Jawa Timur sebesar 16,2 persen (31,3 juta orang)
- Jabodetabek sebesar 14,7 persen (28,43 juta orang)
- Jawa Tengah sebesar 13,5 persen (26,11 juta orang)
- Jawa Barat (non bodebek) sebesar 11,77 persen (22,79 juta orang)
- Sumatera Utara sebesar 5,51 persen (10,67 juta orang
Pilihan Angkutan Mudik Lebaran Terbanyak
- Kereta api sebesar 20,3 persen (39,32 juta)
- Bus 19,4 persen (37,51 juta)
- Mobil pribadi 18,3 persen (35,42 juta)
- Sepeda motor sebesar 16,07 persen (31,12 juta)
- Sewa mobil sebesar 6,01 persen (11,64 juta orang)
Adapun pergerakan masyarakat secara nasional berpotensi mencapai 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sebanyak 193,6 juta orang.
Sementara itu, angka pada tahun 2023 yakni 123,8 juta orang.
Artinya ada kenaikan angka pada pergerakan masyarakat secara nasional.
Untuk itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan, pemerintah akan memberlakukan kebijakan yang efektif untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pemudik.
"Pengaturan waktu mudik, penyelenggaraan diskon tarif transportasi massal untuk mudik lebih dini, mudik gratis, rekayasa lalu lintas, diskon tarif jalan tol, hingga pengaturan lalu lintas terutama pada daerah yang beresiko terjadi kepadatan luar biasa akan kami lakukan," ujar Menhub di Jakarta, Selasa (12/3/2024).
Survei ini dilakukan oleh Kementerian Perhubungan melalui Badan Kebijakan Transportasi (BKT) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta melibatkan para pakar dan akademisi di bidang transportasi.
Setiap tahun, BKT Kemenhub selalu mengeluarkan survei potensi pergerakan masyarakat dalam masa angkutan lebaran.
Survei ini terbukti akurat memberikan potensi pergerakan masyarakat yang melakukan mudik dimana pada tahun 2023 jumlahnya mencapai 123,8 juta orang atau 45,67 persen.
(Tribunnews.com, Widya)