TRIBUNNEWS.COM - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, menyebut penanganan masalah banjir di Jalur Pantura Demak-Kudus Kecamatan Karanganyar, bakal dipercepat.
Pihaknya bakal sesegera mungkin merampungkan penambalan tanggul Sungai Wulan yang jebol akibat curah hujan tinggi.
Selain itu, Suharyanto menyebut durasi rekayasa cuaca dengan menggunakan teknologi modifikasi cuaca (TMC), akan diperpanjang sampai tanggal Rabu, 20 Maret 2024 besok.
"Kalau melihat seperti ini, akan kita tambah satu minggu, dari Informasi BBWS bahwa waktu lima hari atau seminggu paling lambat untuk menutup tanggul."
"(TMC) akan dilakukan terus sampai tanggal 20 Maret. Kalau perlu diperpanjang maka akan diperpanjang," ujar Suharyanto, Senin (18/3/2024) dikutip dari TribunJateng.com.
Agar tanggul tidak jebol lagi, pihaknya akan bermediasi dengan PUPR terkait dengan penguatan bahan material tanggul.
Penjabat (Pj) Gubernur Jateng, Nana Sudjana, menilai langkah penerapan rekayasa cuaca ini mampu membantu mengurangi intensitas curah hujan yang tinggi beberapa hari ini.
"Alhamdulillah hari ini tidak ada hujan, (rekayasa cuaca) ini bisa mengurangi banjir."
"Semoga hujannya bisa terus berkurang," kata Nana usai Rapat Koordinasi Kebencanaan Tingkat Provinsi Jateng Tahun 2024 di Kantor Gubernur Jateng, Senin (18/3/2024).
Nana menjelaskan, setidaknya dalam kurun waktu 8-14 Maret 2024 telah terjadi 30 di kejadian bencana besar di beberapa wilayah Provinsi Jateng.
Sebanyak 14 kejadian banjir dan 16 kejadian angin kencang.
Baca juga: UPDATE Banjir Jateng: 7 Warga Tewas Saat Banjir di Kabupaten Kudus, 1 di Antaranya Tersetrum
Adapun kejadian itu tersebar di 20 kabupaten/kota di Jateng.
Nana menyebut, rentetan bencana itu disebabkan oleh intenstitas hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir.
Akibatnya, debit air di sungai-sungai mengalami peningkatan hingga membuat tanggul jebol, seperti yang terjadi di Grobogan dan Sungai Wulan Demak.