Secara keseluruhan, video dari partisipan berhasil ditonton lebih dari 320.000 kali dalam kurun waktu 2 bulan.
“Saya sangat mendukung kegiatan kreatif kepemudaan, seperti kompetisi video ini. Saya melihat perkembangan teknologi semakin cepat. Kami memiliki mimpi untuk membantu anak-anak muda yang masih kurang optimal dalam memanfaatkan perkembangan teknologi agar mereka bisa meningkatkan produktivitasnya,” kata Sandra Robles, pendiri sekolah multimedia SSR.
Baca juga: Perencana Keuangan Berikan Saran Agar Generasi Muda Terlepas Dari Jeratan Pinjol
Ada tiga aspek utama dalam penentuan pemenang kompetisi ini, yaitu aspek originalitas ide, struktur dan sistematika konten, dan kepiawaian dalam produksi video yang menarik.
Penentuan pemenang dilakukan oleh tim juri internal yayasan DUN. Untuk menjaga keobyektifan dalam penilaian pemenang, DUN juga melibatkan dua orang juri eksternal yang berasal dari sekolah SSR dan seorang mahasiswa MFA di bidang movie maker dari University of Southern California, USA.
"Kami berharap kita semua akan bisa belajar banyak tentang Indonesia, terutama daerah-daerah yang masih belum diketahui banyak orang agar rasa cinta untuk negeri kita bisa semakin kuat tertanam,” pungkas Reybi.
Proses penilaian menghasilkan tiga pemenang utama. Juara 3 disabet oleh @bello_puyanggana melalui video yang membahas suku Dayak yang tinggal di Menua Sungai Utik.
@hadi_official.id berhasil meraih juara 2 setelah mengangkat desa Penujak sebagai desa wisata serta penghasil kerajinan gerabah.
Sementara itu, juara 1 diraih oleh @mahessakonten yang menceritakan tentang daerah penghasil kapuk randu, yaitu desa Ellak Laok, kabupaten Sumenep, Jawa Timur.