TRIBUNNEWS.COM - Hizbullah Lebanon memberikan updatenya dalam serangannya ke Israel, di mana kelompok tersebut memborbardir beberapa lokasi militer Israel.
Hizbullah pada Minggu (24/3/2024), menargetkan pangkalan rudal dan artileri di Yoav.
Tidak hanya itu kelompok itu juga menyerang barak Keila (markas Komando Pertahanan Udara dan Rudal) tempat pasukan Brigade Golani berlatih setelah kembali dari Jalur Gaza.
Hizbullah menyerang dua lokasi militer di Israel itu dengan dengan 60 Roket Katyusha.
“Pejuang Perlawanan Islam, pada pukul 11:10 pada hari Minggu, 24-03-2024, menargetkan lokasi Jal Al-Alam dengan peluru artileri, dan langsung mengenainya," ujar laporan tersebut, dikutip dari Palestine Chronicle.
Hizbullah juga menargetkan peralatan mata-mata di lokasi Al-Rahib dengan senjata yang sesuai, dan menyerang secara langsung.
Mereka juga menargetkan pasukan Israel di dalam situs Al-Marj.
“Pejuang Perlawanan Islam, pada pukul 17.20 pada hari Minggu, (24/3/2024), menargetkan sebuah bangunan yang digunakan oleh tentara musuh di pemukiman Al-Manara dengan senjata yang sesuai, dan langsung mengenainya," imbuh laporan tersebut.
“Para pejuang Perlawanan Islam, pada pukul 17.30 pada hari Minggu, (24/3/2024), menargetkan situs Ruwaisat Al-Alam di Perbukitan Kfar Shuba Lebanon yang diduduki, dengan senjata roket, dan menyerang secara langsung.
Hizbullah juga menargetkan kumpulan tentara musuh Israel di sekitar barak Branit dengan senjata roket.
Update Jumlah Korban Meninggal di Gaza
Israel masih terus telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza, hingga membuat warga sipil di Gaza menjadi korban jiwa.
Baca juga: Kirim Senjata ke Israel adalah Ilegal Kata Anggota Parlemen AS, Peringatkan Presiden Joe Biden
Lebih dari 32.200 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 74.500 orang terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)