Di momen ulang tahun ini, Dwi sempat mengenang saat pertama kali dia bertemu Komu dan dua gorila lainnya.
Pertemuan pertama itu terjadi 22 tahun silam, di mana Komu masih berusia 5 tahun dan dua gorila lainnya berusia 7 tahun.
Ketiganya merupakan saudara berbeda ibu yang didatangkan dari Kebun Binatang Howletts, Inggris.
Dwi masih ingat betul bahwa saat itu ketiganya masih seberat 35 kilogram. Kini bayi-bayi gorila itu sudah tumbuh dewasa
"Sekarang sudah 190-an kilo," ujar Dwi sembari tersenyum.
Saat pertama kali tiba di TM Ragunan, Komu yang berusia paling muda justru menjadi yang paling aktif.
Setiap sudut enklosur dijelajahinya begitu tiba di Ragunan.
Bahkan salah satu kegemarannya yakni memanjat pohon kelapa yang ada di dalam enklosur.
"Yang paling bisa manjat pohon itu si Komu. Jadi di sini ada dua pohon kelapa. Kalau pohon kelapa itu lagi berbuah, Komu yg panjat kelapanya, yang ambil. Dan abang-abangnya mengikuti yang dia lakukan."
Selain memanjat sendiri, untuk urusan makan, para gorila di Ragunan juga diberikan makan (feeding) oleh para zoo keeper.
Ada lima waktu dalam sehari bagi para gorila untuk makan, yakni pukul 7.30, 9.00, 12.00, 15.00, dan 17.00.
Menu makannya divariasikan antara buah-buahan dan sayur-mayur.
"Cuma variasi-variasi buah buahan sayur-sayuran. Dilempar, bergantung dia nanti posisinya di mana, maunya dia di mana, jadi kita ikutin," ujar Dwi.
Menurut Dwi, feeding hanya dapat dilakukan oleh zoo keeper.
Untuk itu, pengunjung diimbau agar tidak melemparkan makanan bagi satwa-satwa, termasuk gorila.
Tak hanya makanan, seluruh benda pun dilarang keras untuk dilemparkan ke area enklosur para satwa.
Kemudian pengunjung juga diwanti-wanti untuk tidak berteriak-teriak di dekat satwa, terlebih meledek gorila.(*)