TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nakhoda KM Gunung Dempo Kapten Fauzi Indriyanto sudah malang melintang di dunia pelayaran rute Indonesia.
Pengalamannya selama 30 tahun membawa berbagai kapal tipe 1.000 hingga 3.000.
Gulungan ombak setinggi delapan meter yang melewati anjungan pun sudah pernah ia lalui.
Perairan Masalembo yang dikenal sebagai segitiga bermuda Indonesia, bukan sebuah kendala bagi Fauzi.
“Saya pernah bawa kapal ini lewat ombak yang melebihi anjungan tidak ada masalah kapal ini,” kisahnya saat berbincang-bincang dengan Tribunnews.com, di ruang kemudi KM Gunung Dempo, Senin (1/4/2024) lalu.
Justru menurutnya, kapal tipe 2.000 lebih stabil saat berhadapan dengan ombak-ombak besar.
Paling tidak hanya deck depan yang tersapu ombak.
Namun kapal masih tetap bisa melaju tanpa perlu mengurangi kecepatan.
“Cuaca diprediksi sampai Surabaya masih aman."
"Kita melewati Karimun Jawa lanjut ke Makassar melewati Masalembo masih aman dan masih bersahabat lautnya tidak bergitu ombak,” jelas Fauzi.
“Saya rasa perjalanan menyenangkan," ucapnya kemudian.
Sejak Kecil Bercita-cita Jadi Pelaut
Menjadi seorang pelaut tangguh sudah jadi impiannya sejak kecil.
Mimpi itu mewujud dan menjadi nakhoda kapal penumpang KM Gunung Dempo.
Kapten Fauzi lahir di sebuah desa di dataran tinggi yang dikelilingi Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Kapten Fauzi mengenyam pendidikan di Balai Pendidikan dan Latihan Pelayaran (BPLP) Semarang lulus pada tahun 1991.
Sejak masih taruna, pria yang memiliki tiga anak wanita ini menjalani ikatan dinas di PT Pelni (Persero).
“Jadi saya ini tidak ada keluarga yang kerja di pelayaran dan bukan tinggal di pesisir pantai tetapi karena memang suka berpetualang jadi saya putuskan untuk menjadi pelaut,” cerita Kapten Fauzi.
Nakhoda KM Gunung Dempo ini memiliki perjalanan yang amat panjang dalam dunia pelayaran nasional.
Menurutnya, lautan Indonesia cukup bersahabat karena berada di bawah lintang 11 derajat.
“Kalau fenomena badai atau gelombang tinggi itu adanya di atas lintang 10 sehingga fenomena alam itu lebih banyak terjadi di luar,” ucap dia.
Namun demikian, Kapten Fauzi juga pernah merasakan di hantam gelombang tinggi saat tugas dinas membawa kapal Pelni ke line luar.
Termasuk saat diminta untuk membawa kapal Pelni yang dibeli dari Jerman.
“Saya pernah dihantam badai di laut Socotra di selat Inggris dengan ketinggian gelombang sampai melewati anjungan,” tutur Kapten Fauzi.
Di perairan Indonesia, kata dia, cenderung merata mulai dari laut Jawa, laut selatan, barat dan timur.
Gelombang ombak terjadi berdasarkan musim, tetapi biasanya tidak lama dalam dua bulan sudah kembali normal.
Untuk KM Gunung Dempo tipe 2.000, dia menilai stabilitasnya sangat bagus sehingga aman meskipun menghajar ombak besar di perairan domestik.
Kapten Fauzi menuturkan menjadi seorang pelaut sekarang ini tidak lagi sulit untuk menghubungi keluarga di rumah.
Keberadaan smartphone yang bisa diakses dengan internet satelit sudah membuat pelaut dapat berkomunikasi dengan istri dan anak di darat.
“Kalau dulu kita itu harus kirim surat atau ke wartel saat kapal sandar tapi sekarang teknologi di atas kapal sudah berkembang pesat,” ucapnya.
Gawai pun dapat digunakan selama 24 jam untuk whatsapp sampai video call tidak ada masalah.
Selama berlayar, Kapten Fauzi mengaku tidak pernah bertemu dengan perompak sampai makhluk ghoib penghuni laut.
“Alhamdulillah sampai saat ini belum pernah ya karena kapal kita ini berjalan dengan kecepatan speed 17 sedangkan kalau makhluk ghoib juga tidak namun fenomena alam sering terjadi,” imbuh dia.
Dua tahun lagi, Kapten Fauzi akan memasuki masa purna tugas.
Dia mengatakan sudah mempersiapkan diri untuk bertani di Desa Temanggung kelak.
“Iya sudah dipersiapkan akan bertani kecil-kecilan hanya saja sekarang saya masih tinggal di Manado karena istri kan orang sana,” ujarnya.
Kapten Fauzi tidak menularkan profesi pelautnya ke ketiga putrinya.
Tiga putrinya kini sedang berkuliah di Fakultas Kedokteran.
Dia menilai pelayaran nasional terus menunjukkan pertumbuhan terutama dari sisi logistik di mana hal itu dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah menurutnya harus terus menambah Sumber Daya Manusia (SDM) sekror pelayaran karena Indonesia sebagai negara martim sudah semestinya dapat mengoptimalkan peran kapal laut.
Misteri Masalembo
Segitiga Bermuda versi Indonesia masalembo adalah nama salah satu kecamatan di Sumenep, Madura yang bernama Masalembu.
Salah satu keganasan perairan Maselembo adalah tenggelamnya KMP Tampomas II pada Selasa, 17 Januari 1981.
Saat itu ada 288 korban jiwa dari penumpang dek bawah.
Tampomas bukan satu-satunya korban dari 'keangkeran' Segitiga Bermuda versi Indonesia ini.
Kecelakaan yang terjadi di perairan Maselembu adalah tenggelamnya Kapal Senopati Nusantara pada 29 Desember 2006, hilangnya pesawat Adam Air pada 1 Januari 2007, tenggelamnya KM MUtiara Indah pada 19 Juli 2007.
Selain itu tenggelamnya KM Fajar Mas pada 27 Juli 2007, KM Sumber Awal pada 16 Agustus 2007, dan KM Teratai Prima pada 11 Januari 2009.
Serta KM Mutiara Sentosa I pada 19 Mei 2017. Terakhir adalah kepal perang milik TNI Angkatan Laut KRI Teluk Jakarta 541.
Kapal perang tersebut tenggelam di kedalaman 90 meter di dekat Pulau Kangean, Jawa Timur pada Selasa (14/7/2020).
Beruntung 55 ABK berhasil selamat dan tidak ada satu pun korban jiwa. Rentetan peristiwa itu menempatkan wilayah Masalembo sebagai daerah penuh misteri.
Mudik Gratis Kapal Laut
Sebanyak 355 penumpang untuk kuota mudik gratis diangkut menggunakan armada laut KM Gunung Dempo rute Jakarta-Makassar.
Kepala Cabang Jakarta PT Pelni (Persero) Dicky Dermawandi memastikan keselamatan menjadi faktor yang menjadi perhatian utama di musim mudik lebaran 2024.
Ada sembilan kapal Pelni yang berhome base di Tanjung Priok dan telah ditambah di atas 125 persen alat keselamatannya.
Hal itu mengingat cuaca ekstrem yang diperkirakan masih akan terjadi sepanjang bulan April 2024.
“Penambahan alat keselamatan ini mengingat adanya tambahan dispensasi 52 persen penumpang mudik daei kapasitas maksimal,” ungkap Dicky dalam pelepasan mudik gratis menggunakn KM Gunung Dempo di Dermaga Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (1/4/2024).
Menurutnya, seluruh kapal Pelni juga sudah melawati tahap ramp check sehingga alat keselamatan penumpang itu tersedia.
Pelni pun menambahkan jumlah pengamanan eksternal dibantu dari TNI/Polri di setiap rute angkutan laut.
“Di peak season mudik ini kami tambah masing-masing empat personel yang ikut PP,” ucap mantan Kepala Cabang Baubau Pelni ini.
Dicky menuturkan Pelni cukup banyak memiliki rute ke kawasan timur selain KM Gunung Dempo.
Untuk angkutan lebaran Pelni juga melayani perjalanan ke timur Indonesia di antaranya KM Ceremai, KM Napulu, KM Umsini, KM Dorolonda, KM menyingai.
Sebanyak 355 penumpang mudik gratis diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Senin (1/4/2024) pukul 21.00 WIB.
"Penumpang diberangkatkan dengan KM Gunung Dempo menuju Makassar berjumlah 355 penumpang," kata Kabag Operasi & Pelayanan PT Pelni Cabang Jakarta Ferdy R. Masengi.
Ferdy bilang mudik gratis ini merupakan program Kementerian Perhubungan yang memberikan fasilitas kepada penumpang.
Menurut dia, PT Pelni hanya bertugas sebagai operator program Kementerian Perhubungan. (Tribun Network/Reynas Abdila)