TRIBUNNEWS.com - Dua anak mantan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL), disinggung dalam sidang terkait perkara korupsi yang menjerat politisi NasDem tersebut.
Ajudan SYL saat menjabat sebagai Mentan, Panji Hartanto, hadir memberikan keterangan dalam sidang yang digelar Rabu (17/4/2024).
Dalam keterangannya, Panji membeberkan aliran uang haram SYL.
Menurut Panji, uang hasil korupsi yang diperoleh SYL, digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga anak-anak SYL.
Untuk anak perempuan SYL, ujar Panji, uang itu biasanya digunakan untuk perawatan ke dokter kecantikan.
Sementara, anak laki-laki SYL memakai uang haram tersebut untuk membeli onderdil.
"Kalau disuruh Bapak (SYL) aja. Disuruh bayar ke dokter, ke dokter. Biasanya yang kecantikan-kecantikan gitu," ujar Panji, Rabu.
"Jadi untuk anak yang perempuan?" tanya Hakim Anggota, Ida Ayu Mustikawati.
"Perempuan. Yang laki-laki biasa pembelian. Pembelian onderdil kendaraan biasanya," kata Panji.
"Itu dibebankan ke (anggaran) Mentan juga?" tanya Hakim Ida lagi.
"Dibebankan. Saya minta ke Biro Umum (Kementan)," jawab Panji.
Baca juga: Paniknya SYL saat Rumahnya Digeledah KPK, Langsung Whatsapp Firli Bahuri: Chat Dibalas, Tapi Dihapus
Lalu, seperti apa sosok dua anak SYL yang disinggung tersebut?
SYL diketahui memiliki tiga anak dari pernikahannya dengan Nurhayati Yasin Limpo.
Mereka adalah Indira Chunda Thita Syahrul Putri, Kemal Redindo Syahrul Putra, dan almarhum Rinra Sujiwa Syahrul Putra.
Sebagai informasi, Rinra meninggal dunia pada 2011 silam, karena penyakit gangguan pencernaan akut.
1. Indira Chunda Thita Syahrul Putri
Indira lahir pada 17 April 1978 di Jakarta.
Ia merupakan lulusan S1 dan S2 Fakultas Ekonomi Universitas Hasanudin (Unhas).
Anak pertama SYL ini pernah menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019.
Kala itu, ia duduk di Komisi IV DPR RI bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, dan pangan.
Di tahun 2019, ia kembali mengikuti kontestasi Pemilihan Legislatif (Pileg) DPR RI, namun gagal.
Tetapi, pada 2023, Indira dilantik menjadi anggota DPR RI pergantian antar waktu (PAW) menggantikan Muhammad Rapsel Ali yang meninggal dunia.
Baca juga: Dikawal LPSK, Ajudan Eks Menteri SYL Blak-blakan Soal Uang Haram untuk ke Dokter Kecantikan
Sebelumnya, pada 2020, ia ditunjuk menjadi Komisaris Independen di Petrokimia Gresik.
Kini, Indira telah digantikan oleh Iqbal Billy Wahid.
Menurut Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diserahkan terakhir pada 31 Desember 2022, total kekayaan Indira mencapai Rp17.023.948.296 miliar.
Namun, jumlah tersebut berkurang menjadi Rp16.125.768.816 miliar lantaran ia berutang sebesar Rp898.179.480.
Di LHKPN-nya, Indira tercatat memiliki dua mobil mewah, yaitu Toyota Alphard tahun 2015 senilai Rp1.150.000.000 dan Audi tahun 2013 yang bernilai Rp235.000.000.
Ia juga memiliki sembilan tanah dan bangunan yang tersebar di Jakarta Selatan, Gowa, dan Makassar dengan total nilai Rp11.213.272.000.
Selain aset kendaraan mewah dan properti, Indira juga mempunyai harta bergerak lainnya sebesar Rp1.051.163.840, surat berharga Rp350.000.000, serta kas dan setara kas Rp3.024.512.456.
Sebagai informasi, saat sang ayah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan), Indira dicekal bepergian ke luar negeri.
Ia juga sempat dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk diperiksa sebagai saksi pada 2 Februari 2024 lalu, tapi tidak hadir.
2. Kemal Redindo Syahrul Putra
Berbeda dengan sang kakak yang berkiprah di dunia politik, Kemal 'fokus' mengabdi sebagi birokrat di tanah kelahirannya.
Dilansir Tribun-Timur.com, Kemal pernah menjababat sebagai Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Gowa.
Ia juga pernah menjadi bagian Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Sulsel dan menjabat Sekretaris.
Pada 2019, Kemal pernah ditunjuk sebagai Pelaksana Harian (Plh) Kepala Bapenda Sulsel setelah Tautoto Tanaranggina digeser ke jabatan lain.
Setahun setelahnya, Kemal mendaftar lelang jabatan eselon II atau jabatan pimpinan tinggi Pratama.
Kala itu, ia membidik dua jabatan, yaitu Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, serta Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat Daerah Sulsel.
Dari dua jabatan tersebut, Kemal hanya lolos administrasi untuk jabatan Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa.
Setelahnya, ia diketahui menjabat sebagai Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel.
Pada 2021, Kemal kembali mengikuti lelang jabatan dan membidik posisi Kepala Biro Administrasi Pimpinan dan Kepala Birp Kesejahteraan Rakyat.
Di awal tahun 2022, Kemal menjabat sebagai Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulsel.
Ia menggantikan Kepala Dinas sebelumnya, Fitriyani, yang memasuki masa pensiun.
Sama seperti sang kakak, Kemal juga sempat dipanggil KPK untuk diperiksa sebagai saksi pada 5 Februari 2024 lalu.
Tetapi, berbeda dari Indira, Kemal menghadiri panggilan tersebut.
Sebagai informasi, SYL didakwa menerima gratifikasi di lingkungan Kementan selama periode 2020-2023 dengan nilai mencapai Rp44,5 miliar.
Uang itu diperoleh SYL dengan cara mengutip dari pejabat Eselon I di lingkungan Kementan.
Dalam menjalankan aksinya, SYL dibantu oleh ajudannya, Muhammad Hatta, dan mantan Sekretaris Jenderal Kementan, Kasdi Subagyono.
Atas perbuataannya, para terdakwa dijerat dakwaan pertama:
Pasal 12 huruf e juncto Pasal 18 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP.
Dakwaan kedua:
Pasal 12 huruf f juncto Pasal 18 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP.
Dakwaan ketiga:
Pasal 12 B juncto Pasal 18 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Anak Menteri Pertanian Jabat Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulsel
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Ashri Fadilla, Tribun Timur.com/Siti Aminah/Saldy Irawan/Waode Nurmin)