Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam, mengapresiasi sikap presiden terpilih Prabowo Subianto yang mengimbau para pendukung atau simpatisannya untuk mengurungkan aksi di Mahkamah Konstitusi (MK) atau tempat-tempat lainnya.
Menurutnya, langkah Prabowo itu sudah tepat dan menunjukkan praktik berpolitik yang dewasa dan bijaksana. Karena lebih mengutamakan kerukunan sehingga memberikan kesejukan di tengah situasi yang kembali memanas menjelang pembacaan putusan MK.
“Saya kira itu tindakan yang arif dan bijaksana dan bagian dari bentuk jiwa kenegarawanan, kita kan hari-hari ini bisa dikatakan defisit jiwa-jiwa kenegarawanan begitu kan,” kata Surokim, saat dihubungi wartawan Jumat (19/4/2024).
Surokim menambahkan ketegasan Prabowo untuk meredam gejolak para pendukungnya demi untuk kepentingan yang lebih panjang.
Ia mengatakan Prabowo bisa saja membiarkan masa aksi yang diklaim mencapai 100.000 orang itu menyampaikan aspirasinya di MK, namun hal itu dianggap akan lebih banyak mendatangkan kemudaratan dari pada kemaslahatan
“Enggak gampang kemudian orang mau bersifat negarawanan, yang lebih mementingkan kepentingan negara, lebih mementingkan kepentingan masa depan, lebih mementingkan kepentingan-kepentingan futuristik yang lebih besar, kita defisit sekarang. Jadi kalau Pak Prabowo punya sikap yang seperti itu luar biasa, itu harus diapresiasi menurut saya,” ujar dia.
Surokim menyampaikan langkah Prabowo itu perlu juga dicontoh oleh calon presiden (capres) atau elite partai lainnya, memberikan edukasi kepada para pendukungnya agar tetap menjaga kerukunan serta tidak memancing kegaduhan.
“Dan semestinya elite dan tokoh-tokoh yang lain melakukan hal yang sama untuk mengedukasi publik untuk memberi tuntunan kepada publik. Jadi kenegarawanan itu kan sekaligus memberikan tuntunan hal yang nyata dipraktikkan oleh beliau,” paparnya.
Para capres dan elite lainnya kata Surokim perlu mengembangkan sikap kenegarawanan, tidak mementingkan ego atau kepentingan pribadi maupun kelompoknya.
“Saya kira mereka perlu mengembangkan sikap kenegarawanan itu supaya levelnya menjadi naik, toh sebenarnya kontestasi itu bukan persoalan menang kalah sesungguhnya mereka semua akan menang, maksudnya bisa menang melawan egonya sendiri,” katanya.
Baca juga: MK Diharap Pertimbangkan Psikologis Rakyat dalam Putuskan Hasil Sengketa Pilpres 2024
“Jadi semestinya semuanya harus bisa move on ke sana dan kalau praktik dan jiwa kenegarawanan itu diterapkan sebenarnya jauh lebih maslahat, jauh lebih bermakna untuk membangun masa depan negara ini, seharusnya mereka semua berada di level itu menurut saya,” tandasnya.
Sebelumnya, Capres pemenang Pilpres 2024, Prabowo Subianto buka suara soal dinamika terhadap sidang sengketa Pilpres 2024 yang akan ditetapkan oleh Mahkamah Konstitusi RI (MK) pada Senin (22/4/2024) mendatang.
Prabowo meminta kepada seluruh pendukungnya untuk tidak melakukan segala bentuk aksi apapun demi menciptakan kerukunan di antar masyarakat.
"Saudara-saudara sekalian, saya Prabowo Subianto meminta dengan sungguh-sungguh kepada seluruh masyarakat Indonesia, khusunya 96,2 juta rakyat Indonesia yang telah memilih pasangan Prabowo Gibran untuk tidak melakukan aksi apapun di depan gedung Mahkamah Konstitusi ataupun di tempat-tempat lain," kata Prabowo dalam keterangannya, Kamis (18/4/2024) malam.