News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Pasca-putusan MK, Elite Politik Mulai Merapat ke Prabowo, Jokowi Mulai Ditinggalkan?

Penulis: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko WidodoIJokowi) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto usai mengadakan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para elite politik diperkirakan mulai merapat ke presiden terpilih Prabowo Subianto pasca-putusan MK yang menolak gugatan hasil Pilpres 2024 kemarin.

Malam ini, Selasa (23/4/2024), Prabowo akan kedatangan tamu pertama yakni Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra.

Yusril yang juga Ketua Tim Hukum Pembela Prabowo-Gibran bakal menemui Prabowo untuk  menyampaikan hasil persidangan MK.

Yusril Cs akan temui Prabowo di Kertanegara IV, Kebayoran, Jakarta Selatan.

Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah hari ini di Jakarta bicara soal kemungkinan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bertemu Prabowo.

Ahmad Basarah mengatakan hingga kini baik Megawati maupun Prabowo memiliki hubungan pribadi yang cukup baik.

Baca juga: Beda Sikap PKS, Nasdem, PKB, dan PDIP soal Hak Angket DPR Usai MK Tolak Gugatan Pilpres 2024

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh merespons soal kemungkinan pihaknya gabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran usai Mahkamah Konstitusi RI (MK) memutuskan perkara sengketa Pilpres 2024.

Surya Paloh justru menanyakan ada atau tidaknya opsi lain untuk partainya selain gabung dengan pemerintahan.

"Mungkin ada usulan lain selain merapat ke pemerintahan? coba ada usulan? kalau ada usulan boleh kita pertimbangkan juga," kata Surya Paloh kepada awak media  di NasDem Tower setelah putusan MK RI, Senin (22/4/2024) kemarin.

Menurur dia cara membangun bangsa Indonesia saat ini dengan adanya perjuangan bersama.

"Perjuangan kita bersama untuk membangun negeri ini, tidak boleh terhenti, tidak boleh juga merasa terkecilkan, karena ada keputusan yang tidak sesuai dengan harapan kita, ini konsekuensi," kata dia.

Anies Ingin Temui Prabowo

Capres nomor urut 1 Anies Baswesan mengaku siap untuk bertemu dengan presiden terpilih Prabowo Subianto, setelah gugatan sengketa Pilpres 2024 yang diajukannya ditolak Mahkamah Konstitusi (MK).

Hal itu disampaikan Anies saat ditanya kemungkinan dirinya bertemu dengan Prabowo.

"Jadi apabila datang waktunya tentu kita siap berdiskusi, bertukar pikiran, bertemu. Dan tidak pernah sedikitpun ada bayangan ini sebagai kontestasi yang enggak ada ujungnya, ada ujungnya, kemarin putusan MK kita hormati, itu ujungnya," kata Anies di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Selasa (23/4/2024).

Anies menganggap kompetitornya dalam Pilpres 2024 bukanlah musuh.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan semua yang berkontestasi Pilpres 2024 merupakan putra terbaik bangsa.

Diprediksi Gabung Koalisi Prabowo

Beberapa partai pengusung pasangan capres-cawapres nomor urut 01 dan 03 diprediksi bakal merapat ke pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka setelah keluar putusan atas gugatan hasil Pilpres.

"Saya menganalisis, NasDem, PPP, akan berkoalisi dengan pemerintah. PKB juga kelihatannya akan merapat ke pemerintah Prabowo-Gibran. Maka tinggal PDIP, apakah akan gabung atau menjadi oposisi itu tergantung dari PDIP. Masih fifty-fifty, termasuk PKS juga," ujar pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin, Senin (22/4/2024) dikutip dari Tribun Jabar.

NasDem dan PKB merupakan partai pengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar. Di dalamnya juga ada PKS.

Sedangkan PPP dan PDIP merupakan pengusung Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Menurutnya, jika semua partai pengusung 01 dan 03 gabung ke pemerintahan, maka demokrasi Indonesia ke depan tidak akan sehat.

"Karena tidak ada check and balance, tidak ada yang mengawasi, mengontrol dan mengkritik," katanya.

Jokowi Mulai Ditinggalkan?

Jokowi diperkirakan ditinggalkan para elite politik setelah Prabowo dinyatakan sebagai presiden terpilih pasca-putusan gugatan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak sengketa hasil Pilpres 2024.

Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno mengatakan tidak lagi menjabat Presiden akan membuat Jokowi kehilangan kekuatannya.

Nantinya, kekuasaan mulai beralih kepada Prabowo Subianto selaku pemenang pilpres.

"Secara alamiah memang setelah ada capres terpilih, presiden terdahulu perlahan mulai kelihatan powernya. Mataharinya sudah berubah ke presiden terpilih. Dan itu hukum alam," ucap Adi saat dikonfirmasi, Selasa (23/4/2024).

Adi menyampaikan masalah serupa pernah terjadi pada era pemerintahan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat akan berakhir masa kekuasaanya.

Saat itu, menurut dia, pengaruh SBY hilang yang akhirnya beralih ke Jokowi selaku pemenang pilpres.

"Elit saat itu beralih ke Jokowi yang ditetapkan sebagai pemenang. Begitupun dengan Jokowi yang sepertinya tinggal menghitung bulan pengaruhnya tak akan sekuat dulu. Dan perlahan elit mulai bersandar ke prabowo. Soal siklus politik saja," katanya.

Namun, kata Adi, Jokowi bisa saja memiliki peluang untuk mempertahankan kekuatan politiknya lewat putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka yang kini menjadi wakil presiden untuk Prabowo.

"Apapun judulnya Gibran adalah wapres terpilih meski pada saat bersamaan publik tahu wapres itu posisinya sebatas ‘ban serep’. Tapi peluang tancapkan powernya lewat Gibran meski terbuka," katanya.

Adi menuturkan Jokowi bisa meneruskan kekuatan politiknya lewat Gibran hanya dengan satu syarat.

Yakni Gibran harus memiliki atau menjadi bagian partai besar.

"Catatannya Gibran harus punya backing partai besar atau menjadi bagian dari partai besar, tanpa itu sulit tancapkan kekuatan politiknya. Yang powerful tetaplah presiden," pungkasnya.

Penulis: Igman/Has/Chaerul

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini