News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Anies Baswedan Bicara soal Toxic dan Pakem Politik

Penulis: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratusan orang memberi ucapan selamat ulang tahun ke-55 kepada mantan calon presiden (capres) Anies Baswedan di kediaman Anies, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (7/5/2024). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Anies Baswedan bicara sejumlah topik yang lagi hangat dibicarakan saat ini.

Calon presiden RI 2024 ini berbicara kepada pers di  kediamannya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (7/5/2024).

Diantara isu yang dijawab Anies adalah soal diksi kawan 'toxic' yang pekan lalu sempat disinggung Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Anies berharap penggunaan diksi-diksi yang merendahkan perbedaan pandangan tidak lagi muncul di publik.

Anies menjelaskan dirinya sangat menghindari untuk mengeluarkan diksi yang merendahkan perbedaan pandangan.

Menurut dia perbedaan pendapat merupakan hal yang lumrah dan belum tentu perbedaan tersebut salah dan lebih buruk. Apalagi yang berbeda itu dianggap meracuni, juga belum tentu meracuni.

Dikatakan bahwa di situlah penghargaan terhadap prinsip demokrasi.

Hal ini perlu menjadi landasan sebab dikhawatirkan esensi demokrasi akan menjadi luntur jika berbeda pendapat dianggap tidak benar.

"Itu yang kami khawatirkan, makin hari pelan-pelan makin luntur bila anda sepaham dengan saya maka anda benar dan anda sehat. Tapi bila anda tidak sepaham dengan saya maka anda adalah tidak benar anda tidak sehat," ujar Anies.

Baca juga: Ganjar Nyatakan Jadi Oposisi, Pengamat: Nggak Punya Kekuatan, Sama Saja Seperti Masyarakat Sipil

Anies menambahkan pemerintah sejatinya tidak boleh merasa terganggu dengan pihak yang berbeda pandangan.

Sebab nilai dari demokrasi dibangun dengan membuka diri, mengakomodasi tak hanya suara-suara yang sama tapi juga berbeda.

Menurutnya jika perbedaan pandangan diklasifikasikan menjadi salah dan tidak sehat, justru hal itu berpotensi menciptakan distraksi bagi kehidupan berdemokrasi.

"Pikiran boleh berbeda, gagasan boleh berbeda, tapi satu hal, hormati perbedaan itu. Saya cenderung menghindari diksi-diksi yang memberikan label merendahkan atas perbedaan pandangan," ujar Anies.

Lebih lanjut Anies menjelaskan jika ketika sebuah rencana mendapat kritik, tentu sangat baik bagi yang membuat.

Hal itu bisa dipakai untuk memberikan penjelasan lebih dalam dan argumen lebih luas bahwa rencananya itu baik untuk seluruh masyarakat.

"Cuma kadang-kadang yang berada di dalam pengambilan kebijakan itu belum tentu punya kesabaran untuk mau menjelaskan dengan lengkap," ujarnya.

Seperti diketahui, Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan beberapa pesan kepada Prabowo Subianto selaku presiden terpilih RI dalam acara Jakarta Futures Forum di Hotel JW Marriot, Jakarta, Jumat (3/5/2024).

Saat itu, Luhut membahas prospek kerja sama antara Indonesia dengan India.

"Kepada Presiden Terpilih (Prabowo Subianto), saya katakan jangan membawa orang-orang toxic ke dalam pemerintahan Anda, karena itu akan sangat merugikan kita (Indonesia)," kata Luhut dalam pidato sambutannya.

Posisi Setelah Pilpres

Pada kesempatan itu, Anies Baswedan mengaku akan menjalankan amanah konstitusi sebagai pihak yang kalah dalam Pilpres 2024 yakni berada di luar kabinet yang dibentuk Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

"Jadi saya katakan, tapi pakemnya nih, yang mendapatkan amanah konstitusi dari sebuah proses Pilpres itu berada di dalam kabinet. Yang tidak mendapatkan amanah berada di luar kabinet. Itu pakem, itu saya katakan dari dulu,” kata Anies.

“Saya merasa pakem itu baiknya dihormati dan saya berencana menghormati pakem itu.”

Terlepas dari pakem yang akan dihormati, Anies menuturkan dirinya hingga kini belum mendapatkan tawaran untuk bergabung di dalam pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming.

“Kalau saya bilang ikut, wong diundang saja tidak. Mau bilang tidak, wong diundang saja belum, jawabnya apa? Betul enggak? Siapa yang mengajak? Jadi kalau saya bilang saya enggak mau ikut, emang saya diajak? Mau ikut? Emang kapan ngajaknya?” ucap Anies.

Anies juga menyadari dirinya berbeda dengan Ganjar Pranowo yang merupakan kader partai dan wajib tunduk dengan aturan partai dalam sikap politik.

“Saya ini bukan berada di parpol, kalau Pak Ganjar kan ada di parpol. Saya warga negara dan saya selalu mengatakan tetap di jalan perubahan,” ujar Anies.

Sumber: Tribunnews.com/Kompas.TV

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini