News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bicara Budaya Digital, Nur Rahma Soroti Kelemahan Karakter Gen Z

Penulis: Willem Jonata
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2020 yang dirilis Badan Pusat Statistik, jumlah mereka mencapai 27,94 persen dari total jumlah penduduk.

TRIBUNNEWS.COM - Komposisi penduduk Indonesia saat ini didominasi generasi Z, atau generasi generasi yang lahir antara tahun 1997 sampai 2012.

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2020 yang dirilis Badan Pusat Statistik, jumlah mereka mencapai 27,94 persen dari total jumlah penduduk.

Dengan rentang usia tersebut, di antara mereka ada yang duduk di bangku sekolah, kuliah, dan ada pula yang sudah bekerja dan baru menikah.

Baca juga: Cerita pekerja Gen Z dipecat karena gunakan bahasa kasual di kantor, mengapa tidak semua perusahaan bisa menoleransi?

Namun, yang jadi kelemahan sebagian dari mereka, menurut dosen Teknik Elektro STTI Nur Rahma Yenita, generasi z cenderung merasa FOMO (Fear Of Missing Out) atau tidak mau ketinggalan hal-hal yang sedang hits saat ini.

Karena kecenderungan FOMO itulah, mereka juga dinilai memiliki tingkat kecemasan yang tinggi dan mudah stres.

"Selain itu Gen Z juga disebut-sebut lebih mudah mengeluh dan cenderung self proclaimed,“ ujar Nur Rahma saat menyampaikan materi tentang pilar budaya digital dalam webinar Makin Cakap Digital 2024.

Berangkat dari kecenderungan itulah, Rahma menilai betapa pentingnya pendidikan karakter Gen-Z di era digital ini, khususnya dalam bermedia sosial.

Mereka diharapkan bisa lebih jujur dalam keseharian, memiliki tanggung jawab, menghargai orang lain, berpikir lebih panjang sebelum memberikan komentar, menggunakan bahasa yang baik dan menghormati waktu orang lain.

Ia juga menekankan sopan santun dan toleransi sebagai sikap yang harus dijunjung.

"Ini menjadi perhatian khusus dalam pendidikan karakter Gen-Z agar mereka menjadi generasi yang lebih tangguh dan menjadi pemuda-pemudi harapan bangsa di masa mendatang," lanjutnya.

Di era digital, perputaran jutaan informasi terjadi setiap detik di internet.

Hal ini menjadi kelebihan sekaligus tantangan yang menjadi makanan sehari-hari bagi 204,7 juta pengguna internet yang setara 73,7 persen populasi penduduk Indonesia menurut data pengguna berdasarkan We Are Social Hootsuite, 2022.

Internet itu sendiri banyak diakses oleh generasi muda, dalam hal ini gen Z, yang tumbuh pada era digital.

Oleh karenanya pendidikan karakter Gen-Z di era digital’ tak luput dari perhatian pemerintah.

Webinar ini menghadirkan tiga narasumber. Selain Nur Rahma, hadir pula Descha Muchtar dan Putri Masyita.

Memasuki tahun keempat, diharapkan Workshop daring Makin Cakap Digital 2024 dapat mendukung transformasi digital Indonesia dengan memberikan pelatihan empat pilar kompetensi literasi digital.

Dirjen Aptika Samuel Abrijani Pangerapan menyambut gembira melihat respons yang sangat baik dari masyarakat.

"Terbukti perkembangan literasi digital masyarakat dari tahun ke tahun meningkat seiring dengan meningkatnya pengguna internet di Indonesia,” ucapnya.

Sebagai info, webinar tersebut dihadiri murid dan guru sekolah dari area Maluku, Papua dan sekitarnya.

Mereka mengikuti webinar di aula sekolah, di antaranya SMA N 1 Mimika, SD Koperapoka Mimika, dan SD Santa Maria Mimika.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini