TRIBUNNEWS.COM - Kasus eks Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) kembali tersorot publik setelah ketahuan melakukan perjalanan dinas dengan ongkos yang fantastis.
Salah satunya saat SYL melakukan perjalanan dinas ke Brazil dengan anggaran Rp 600 juta.
Uang tersebut digunakan untuk memfasilitasi perjalanan SYL ke Brazil pada Mei 2022.
Hal itu disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, Hermanto saat bersaksi di persidangan, Rabu (8/5/2024) di Pengadilan Tipikor Jakarta.
"Ke Brazil, saya lupa bulannya, itu sekitar kurang lebih 600-an juta. (Bulan) Mei ya, 2022." ujar Hermanto.
Padahal, permintaan fasilitas Rp 600 juta itu menurut Hermanto bukan bagian dari anggaran Ditjen PSP Kementan.
Belakangan terungkap, perjalanan dinas SYL ke Brazil tak lain untuk menyelesaikan permasalahan pertanian di Indonesia.
Termasuk untuk menyelesaikan harga tahu dan tempe di Indonesia yang sedang naik.
SYL pun berdalih bahwa perjalanannya ke Brazil yang menelan uang negara hingga ratusan juta rupiah karena perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Yang perintah saya kan negara, Presiden dan itu hasil keputusan Ratas."
"Di sana itu (karena) ada persoalan dalam negeri yang lagi tidak baik-baik, antara lain harga tempe tahu lagi naik," kata SYL dalam persidangan.
Baca juga: Uang Hasil Korupsi SYL Mengalir ke Mana-mana, Dipakai untuk Apa Saja?
SYL juga menyinggung permasalahan harga pupuk yang saat itu sedang melonjak.
Karena masalah itu, dia mesti berangkat ke Venezuela.
"Saya harus berhadapan dengan pertemuan Rusia dan Ukraina di sana yang harus keluar dari Ukraina dan berada di apa namanya negaranya itu, Venezuela, hanya untuk membicarakan masalah pupuk," jelas SYL.