News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PDIP Sebut Jokowi Menyibukkan Diri, Ngabalin: Jangan Sebar Berita Bohong, Ada Presiden Baru

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi saat melantik Djarot Saiful Hidayat sebagai Gubernur DKI Jakarta, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (15/6/2017) lalu.

TRIBUNNEWS.COM - Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, menyentil Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat, yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) "menyibukkan diri".

Menurut Ngabalin, pernyataan Djarot itu terkesan mengada-ada.

Ia pun meminta kepada Djarot untuk tidak membuat panas suasana.

Apalagi kontestasi Pilpres 2024 sudah selesai dan Prabowo Subianto telah menjadi Presiden 2024 terpilih.

"Iya (mengada-ada). Jangan menyebar berita bohong lagi, situasinya sudah tenang. Ada presiden baru," kata Ngabalin di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/5/2024).

Dijelaskan Ngabalin, jadwal Presiden Jokowi memang banyak.

Apalagi tahun ini merupakan tahun terakhir masa kepemimpinan Presiden Jokowi.

"Jangan begitu dong cara ngomongnya (Pak Djarot). Namanya juga Presiden, jadwalnya begitu padat."

"Kalau ada yang menyinggung Presiden menyibukkan diri, namanya Presiden, seabrek-abrek jadwalnya," jelas Ngabalin.

Bahkan, dirinya bersedia memperlihatkan agenda Jokowi apabila diras perlu.

"Kalau tahu ada yang cegat (doorstop) saya, saya bisa ambil jadwal Presiden, biar bisa dilihat itu seabrek-abrek tuh jadwal."

Baca juga: Istana Beberkan Reaksi Jokowi soal Tak Diundang ke Rakernas PDIP: Presiden Ucapkan Terima Kasih

"Termasuk tadi juga dari Sulawesi Selatan, Pontianak, Aceh," tegas Ali.

Di sisi lain, Ngabalin memahami diundang atau tidaknya Jokowi merupakan hak internal PDIP.

Ali pun mengaku tidak ingin ikut campur masalah tersebut.

"Itu juga tergantung nanti kalau PDIP punya kewenangan karena itu internal organisasi, partai, kami tidak ikut," kata Ngabalin.

Sementara itu, pihak Istana mengungkapkan respons Jokowi yang tak diundang Rakernas ke V PDIP.

Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, menyebut Presiden Jokowi tetap menghormati keputusan PDIP meskipun tak mendapatkan undangan.

Ari mengatakan Presiden selalu menghormati PDIP, baik itu diundang maupun tidak pada Rakernas PDIP.

"Diundang atau tidak, Presiden selalu menghormati dan ucapkan terima kasih," katanya, Jumat, (17/5/2024).

Baca juga: Kian Mengerucut: Ini Daftar Cagub Jakarta dari PDIP, Golkar, Gerindra, Nasdem, PAN, PKS, dan PKB

Pernyataan PDIP

Sebelumnya Djarot membeberkan alasan PDIP tak mengundang Jokowi di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-V di Beach City International, Ancol, Jakarta pada 24-26 Mei 2024, mendatang.

Alasannya, Jokowi dianggap menyibukkan diri.

"Yang jelas presiden dan wakil presiden tidak diundang. Kenapa? Karena beliau sangat sibuk dan menyibukkan diri," kata Djarot di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Kamis (16/5/2024).

Selain itu, kata Djarot, Rakernas V PDIP hanya akan dihadiri kader dan anggota partai besutan Megawati Soekarnoputri itu.

"Jadi ini hanya internal PDIP, pesertanya internal PDIP," ujar mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.

Rakernas kali ini, lanjut Djarot, secara khusus akan dihadiri fungsionaris DPP PDIP yakni ketua, sekretaris, bendahara DPD dan DPC PDIP, serta kepala daerah PDIP dan anggota DPR RI yang petahana dan dan terpilih 

"Kemudian anggota DPRD kota kabupaten seluruh Indonesia, badan dan sayap partai, serta undangan yang akan ditentukan kemudian," ucap Djarot.

Adapun tema Rakernas V ini yaitu Satya Eva Jayate, Kebenaran Pasti Menang dengan sub temanya adalah Kekuatan Persatuan Rakyat, Jalan Kebenaran Yang Berjaya. 

Rakernas akan dimulai dengan menyalakan Api Perjuangan yang berasal dari Api Abadi Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah.

Nantinya, api itu akan ditempatkan di area Rakernas dan menjadi api semangat dalam melakukan konsolidasi partai dan pemenangan Pilkada Serentak 2024.

"Dengan menyalakan Api Perjuangan tersebut, PDIP mengajak seluruh partai politik, penyelenggara Pemilu dan pemerintah negara RI untuk belajar dari dunia olah raga," ucap Djarot.

Djarot menyebut api ini sebagai pengingat bahwa dunia olahraga selalu mentaati peraturan, menjunjung tinggi sportifitas, dan wasit harus independen.

"Dalam dunia olahraga, kecurangan sangatlah dilarang. Penggunaan doping dan berbagai bentuk kecurangan merupakan pelanggaran etika dan hukum yang berat," ucap Djarot.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini pun berharap adanya api perjuangan bisa jadi penerang di tengah Indonesia mengalami kegelapan demokrasi.

"Semoga kegelapan demokrasi yang saat ini melanda Indonesia bisa diatasi dengan api perjuangan dari seluruh komponen bangsa, khususnya para pemuda dan mahasiswa, kelompok civil society, pers, seniman dan budayawan, para guru besar, para politisi berjiwa kenegarawanan," ujar Djarot.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Suci Bangun Dwi Setyaningsih/Taufik Ismail/Fersianus Waku)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini