Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS), Rosan Roeslani bertemu dengan CEO Tesla Elon Musk dan Presiden terpilih Prabowo Subianto di Bali.
Mereka bertemu dalam acara Tri Hita Karana Forum di Kampus United In Diversity, Kura Kura Bali, Denpasar pada Minggu (19/5/2024).
Dalam kesempatan itu Rosan memberi sambutan dan jadi pembicara saat Plenary Session bertema 'Your Golden Visa with New Era Bali Kerthi Roadmap for Better Business Better World'.
Ia bersama beberapa tamu undangan lainnya makan siang bersama dengan Prabowo Subianto dan Elon Musk.
Agenda ini merupakan forum untuk investasi berkelanjutan yang difasilitasi melalui program Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Golden Visa.
“Dalam kesempatan tersebut, saya dan Elon berdiskusi tentang Starlink, layanan internet berbasis satelit," kata Rosan dalam keterangannya, Senin (20/5/2024).
Rosan mengungkap bahwa Starlink yang menggunakan satelit, akan menciptakan ketersediaan layanan internet secara merata di Indonesia, khususnya di daerah 3 T yaitu Tertinggal, Terdepan, dan Terluar.
Pada momen perbincangannya itu, Rosan juga memberi informasi soal kain Endek Bali, kemeja yang dikenakan Elon Musk.
Kata dia, Endek adalah kain tradisional yang sudah terkenal di mancanegara ini dicatatkan sebagai Pengetahuan Tradisional Bali.
Kain Endek sering dipakai warga Bali untuk menghadiri acara formal hingga pesta pernikahan.
Baca juga: Jokowi Bertemu Elon Musk di Bali, Bahas Akselerasi Transformasi Digital Hingga Investasi
“Endek berasal dari bahasa setempat yaitu ‘gendekan’ atau ‘ngendek’ yang berarti diam atau tetap, tidak berubah warnanya. Sebutan tersebut muncul di tengah proses pembuatannya, yaitu pada saat diikat dan kemudian dicelup, benang yang diikat warnanya tetap atau tidak berubah atau di Bali disebut ngendek," jelas Rosan ke Elon Musk.
Produksi Endek sendiri sangat dipengaruhi keyakinan dan kepercayaan Bali.
Unsur budaya pada Kain Tenun Endek terdapat pada gagasan atau ide dan nilai luhur yang terkandung dalam kain ikat tradisional ini.