"Kita melihat 1-2 bulan situasi seperti apa. Jadi kalau tidak ada eskalasi, kita berharap harga minyak bisa flatten. Tetapi kalau ada eskalasi, tentu berbeda," katanya.
Seperti diketahui, konflik di Timur Tengah saat ini semakin memanas dengan serangan ratusan drone Iran ke Israel pada Minggu (14/4/2024) sebagai bentuk balasan atas serangan Israel yang telah menghancurkan gedung Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada Senin, 1 April 2024 lalu.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan pemerintah akan tetap mengevaluasi besaran subsidi energi pada APBN setelah Juni 2024.
Ia mengatakan, sejauh ini pemerintah masih menahan harga energi termasuk BBM sampai Juni 2024, meski harga mentah dunia mengalami tekanan imbas tensi geopolitik di Timur Tengah.
"Sejauh ini saya belum ada perubahan (evaluasi subsidi energi bulan Juni), kita sedang fokus membahas pelaksanaan APBN sekarang ini," kata Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2024), seperti dikutip dari Kompas.com.
"Karena mereka dalam APBN juga sudah ditetapkan jumlah volume dan juga anggaran subsidinya, itu yang perlu dijaga oleh Kementerian ESDM dan Pertamina," ucapnya.
Baca juga: BBM Bersubsidi Akan Dibatasi, Penetapan Kriteria Kendaraan Bermotor Harus Hati-hati
Sri Mulyani menjelaskan pihaknya belum bisa memastikan kenaikan harga energi pada akhir tahun.
"Saya belum update mengenai itu," ujar dia.