Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin mengatakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi akan kembali ke tengah-tengah masyarakat setelah lengser dari kursi Presiden pada Oktober 2024.
Pernyataan itu menjawab isu bahwa Jokowi akan menjadi Ketua Umum Partai Politik setelah satu dekade memimpin Indonesia.
“Kemarin kan sempat dibicarakan cukup keras tuh PDIP sama Golkar, beliau sendiri sudah berikan tanggapan juga,” kata Ngabalin saat podcast di Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Rabu (19/6/2024).
Ngabalin menegaskan Jokowi akan kembali ke Solo usai pensiun jadi presiden, bukan seperti rumor yang bertebaran belakangan ini.
“InsyaAllah kalau tidak ada aral melintang, Presiden akan selesai, Oktober nanti beliau akan kembali ke Solo. Kembali ke Solo, ada di tengah-tengah masyarakat. Sudah seperti biasa, mungkin lagi bikin mebel,” ucap dia.
Hanya saja Ngabalin tidak menampik Jokowi sebagai Presiden dua periode masih punya pengaruh yang sangat kuat.
Baca juga: Jokowi Tegaskan Tidak Ada Bansos untuk Korban Judi Online
“Ini kan namanya presiden dua periode. Suka tidak suka, ini fakta. Bukan saja dalam negeri, tapi di luar negeri semua orang menulis. Semua orang kagum dan bangga,” katanya.
Menurutnya banyak kepala negara di dunia bangga bisa berbicara dengan Indonesia dan bertemu dengan Jokowi.
Kepala negara mana saja di dunia, pasti mereka bangga dan kagum.
“Dalam kapasitas itulah, kalau nanti tentu saja, negara ya, atas nama negara, mungkin bapak Presiden Prabowo Subianto dengan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka punya gagasan,” ucapnya.
Baca juga: Warga Senang Presiden Jokowi Tinjau Pembangunan Tanggul Laut di Semarang, Berharap Cepat Selesai
Dia meyebut pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) adalah peninggalan Jokowi sebagai Presiden.
Melalui IKN, Jokowi membuat Indonesia tidak lagi berorientasi pada Jawa sentris.
Bagi Ngabalin, Jokowi orang Solo, orang Jawa, dan Presiden, namun memiliki gagasannya yang luar biasa.
Jokowi membangun IKN dengan wawasan, bukan pembangunan berorientasi pada Jawa sentris.
“Anak-anak Makassar, anak-anak Papua, anak-anak Maluku, anak-anak Buton juga boleh bangga. Di Sulawesi, di Kalimantan boleh bangga ada satu pembangunan Ibu Kota Negara di mana anggaran pendapatan belanja negara tidak lagi hanya beredarnya di Tanah Jawa,” pungkasnya.