Ia pun mengambil spesialis forensik dan merampungkan pendidikannya 2005 juga dari Undip.
Pada 2016, Hastry sukses menyelesaikan pendidikan S3 di Universitas Airlangga yang membawanya meraih gelar Doktor (Dr).
Perjalanan Karier
Karier Brigjen Sumy Hastry Purwanti telah malang melintang di dalam kepolisian tanah air terutama di bidang Kedokteran Kepolisian (Dokpol).
Jabatan terakhir jenderal bintang satu ini adalah Kabiddoksikes Rodokpol Pusdokkes Polri.
Ia merupakan Polwan pertama di Asia yang bergelar Doktor Forensik dan telah banyak berkiprah hingga tingkat internasional.
Selain itu, Hastry juga merupakan sosok yang sangat peduli dengan perlindungan perempuan dan anak.
Ia mendirikan layanan Forensik Klinik (Forklin) yang secara khusus berpihak kepada korban kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak.
Hastry memang lebih banyak berkarier di Jawa Tengah. Jabatan terakhirnya di Polda Jateng adalah Kabiddokkes Polda Jateng.
Meski demikian, Hastry juga pernah bertugas di luar Polda Jateng yaitu Kabiddokkes Polda NTB.
Jabatan lain yang pernah diembannya adalah KA Instalasi Forensik RS Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto.
Kasus yang Pernah Ditangani
Sebelum bertugas di Mabes Polri, Hastry memang banyak berdinas di Polda Jateng.
Namun, jika ada peristiwa besar, seperti kecelakaan atau bencana alam, ia akan bergabung dengan tim Disaster Victims Identification (DVI) Polri untuk menanganinya.
Sejumlah kasus besar pun pernah ditangani sejak ia masih menempuh pendidikan sebagai dokter spesialis forensik di Undip.
Kasus-kasus itu antara lain Bom Bali I (2002), bom Hotel JW Marriott (2003), bom di Kedutaan Besar Australia, bencana alam tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam (2004), kecelakaan pesawat Mandala di Medan (2005), Bom Bali II (2005), serta kecelakaan pesawat Sukhoi (2012).