TRIBUNNEWS.COM - Anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) di Den Haag, Belanda, berinisial CAT, yang menjadi korban asusila Hasyim Asy'ari, buka suara.
CAT mengungkapkan alasan dirinya nekat melaporkan Hasyim Asy'ari terkait kasus tersebut.
Menurutnya, laporan ini diperlukan, apalagi untuk menegakkan keadilan.
Selain itu, CAT juga ingin bisa menginspirasi para korban kekerasan seksual lainnya untuk berani bersuara atau speak up.
"Saya ingin memberikan inspirasi kepada semua korban, mau kasus apapun itu untuk dapat berani (melapor)."
"Terutamanya (kaum) perempuan untuk mengajukan atau memperjuangkan keadilan," ujar CAT usai mengikuti sidang putusan pelanggaran kode etik Hasyim Asy'ari, Rabu (3/7/2024) kemarin.
Kendati demikian, CAT menjelaskan butuh keberanian yang besar untuk dapat melaporkan hal ini ke pihak berwajib.
Apalagi, dirinya adalah seorang penyintas kasus kekerasan seksual.
CAT juga mengaku memberanikan diri datang langsung ke persidangan demi bisa mendengarkan putusan sanksi terhadap pelaku.
CAT mengakui tidak mudah untuk mengumpulkan keberanian melapor dan mengikuti seluruh rangkaian proses hukum.
Ia bersyukur bisa mengumpulkan keberaniannya hingga akhirnya mendapatkan putusan, yang menurutnya, adil sebagai korban tindak asusila.
Baca juga: Hasyim Asyari Tak Minta Maaf ke Korban usai Dipecat dari Ketua KPU oleh DKPP karena Kasus Asusila
"Saya sendiri ingin mengikuti, melihat bagaimana keadilan di Indonesia ditegakkan dan sekarang adalah buktinya di mana semua keadilan itu ditegakkan oleh DKPP," jelas CAT.
Diketahui, Hasyim Asy'ari dilaporkan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) atas perkara asusila.
Terkait hal itu, kini Hasyim Asy'ari telah dipecat dari Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU).