Ia menyebut, sejatinya memindahkan ibu kota memang tidak mudah.
Oleh sebab itu, proyek tersebut seharusnya jangan dipaksakan, termasuk target melaksanakan upacara HUT ke-79 RI di IKN.
"Tapi menurut saya pribadi melihat memang tidak mudah untuk memindahkan ibu kota dan jangan terlampau dipaksakan."
"Sangat tidak mudah, termasuk progresnya, termasuk juga untuk upacara 17 Agustus, ya," terangnya.
Ia melihat, kondisi yang terjadi saat ini merupakan gambaran terhadap sesuatu yang dipaksakan.
Beberapa permasalahan di IKN juga masih mencuat, di antaranya air, listrik, dan beberapa infrastruktur belum selesai dikerjakan.
"Kalau terlalu dipaksakan, ya, begitu hasilnya. Listrik belum masuk, air juga belum masuk, insfratruktur juga masih belum siap gitu, ya."
"Artinya apa, inilah salah satu konsekuensi dari kebijakan yang tergesa-gesa, tergesa-gesa. Terutama di dalam implementasinya, di dalam eksekusinya," sambung Djarot.
Ia lalu mengingatkan supaya pemerintah jangan terlalu percaya diri apabila persiapan pemindahan ibu kota memang belum rampung.
"Jadi, ya, saran saya, sih, bener jangan dipaksakan. Makanya di awal jangan terlalu PD (percaya diri) gitu loh, kan sebelumnya kan menyampaikan sudah sangat siap gitu, ya, ternyata belum juga," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi akan mulai berkantor di IKN mulai bulan Juli ini.
Namun, hal itu belum terealisasi lantaran masih terkendala sarana dan prasarana yang belum siap.
Singgung Faktor Jokowi dalam Pencalonan Bobby
Djarot Saiful Hidayat mempertanyakan soal ada atau tidaknya pengaruh Presiden Jokowi terhadap banyaknya parpol memberikan dukungan kepada Bobby.
"Pilkada Sumut ya untuk Mas Bobby sudah dapat (dukungan sebanyak itu), itu karena Mas Bobby-nya atau karena mertuanya?"