TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri perfilman Indonesia dekade 80-an diwarnai dengan film-film kolosal yang fenomenal.
Diantaranya, film ‘Saur Sepuh’, sebuah film arahan sutradara Imam Tantowi yang diadaptasi dari sandiwara radio Saur Sepuh yang sangat populer di Indonesia tahun 1980-an karya Niki Kosasih.
Film tersebut dibintangi Fendy Pradana dan Elly Ermawati yang memerankan Brama Kumbara dan Mantili, kakak beradik, dari Kerajaan Madangkara.
Berkat memerankan film tersebut, nama mereka begitu sangat terkenal. Mereka berdua tampak masih tetap aktif dalam kegiatan kesenian dan kebudayaan. Bahkan mereka berdua siap menjadi Satgas Seniman Komunikasi Publik Kearifan Budaya.
“Saya siap menjadi Satgas Seniman Komunikasi Publik Kearifan Budaya, “ kata Fendy Pradana kepada wartawan Bintaro, Jakarta Selatan, Jumat (12/7/2024).
Baca juga: PDNS Diretas, SafeNet Nilai Kominfo Seperti Merasa Tak Bersalah
Lebih lanjut, lelaki kelahiran Jember, 13 Februari 1965 ini menerangkan tentang eksistensi dan peran seniman di tengah masyarakat.
”Seniman dapat memainkan peran lain dalam masyarakat, seperti sebagai kritik sosial, agen perubahan, dan pemersatu bangsa,” terang peraih penghargaan Aktor Terbaik Film Cerita Lepas di Festival Film Indonesia (FFI) 2005 berkat perannya yang gemilang dalam film ‘Surat Cinta untuk Reformasi’.
Menurut Fendy, seniman adalah aset penting bagi bangsa dan perlu didukung dan diberdayakan.
“Agar mereka dapat terus berkarya dan melestarikan budaya bangsa.sebagai pihak yang efektif dalam komunikasi publik, “ paparnya.
Sedangkan, Elly Ermawati juga menyatakan kesiapannya untuk menjadi Satgas Seniman Komunikasi Publik Kearifan Budaya.
“Ya, ayo kita membuat kegiatan!” ucap Elly Ermawati tampak begitu sangat bersemangat.
Elly Ermawati meski perannya sebagai Mantili sudah dilakukan puluhan tahun lalu masih tetap ingat dialognya dengan Brama Kumbara yang ia tunjukkan saat Fendy Pradana live Tiktok.
Pertemuan mereka di bintoro seperti sebuah reuni. Perannya sebagai Brama Kumbara dan Mantili, kakak beradik, dari Kerajaan Madangkara, memang masih sangat hangat di ingatan masyarakat.
“Kalau saya pergi kemana-mana selalu ada yang memanggil saya dengan Brama Kumbara, “ ungkap Fendy Pradana.
Elly Ermawati masih aktif dalam dunia perfilman yang membesarkan namanya. Bahkan ia aktif juga dalam kegiatan organisasi artis yang menaungi dunia perfilman.
Selasa 9 juli 2024 saat pertemuan dengan Budi Arie Setiadi Menkominfo, Maret Samuel Sueken Ketua Umum Jaringan Pendamping Kebijakan Publik (JPKP) bersama Raja Asdi dan Fendy Pradana dengan Menteri Komunikasi dan Informasi Indonesia Budi Arie Setiadi menyatakan siap membentuk dan mendukung Satgas Seniman Komunikasi Publik Kearifan Budaya (S2KPKB) Seniman Komunikasi Publik Kearifan Kemenkominfo.
Budi Arie Setiadi menyampaikan, bahwa seniman memiliki peran penting dalam menjaga kearifan budaya dan identitas bangsa.
“Mereka adalah penjaga, pelestari, pengembang budaya bangsa, “ dan berperan aktif memberikan pencerahan diera "polusi" kata-kata di media sosial, dan Menkominfo Budi Arie Setiadi mendukung "Budaya Menanam Pohon Kebangsaan" 100 ribu bibit pohon, Konser Suara Alam Indonesia, Hymne Pancasila , tandasnya.
Adapun, Raja Asdi dari Yayasan Generasi Lintas Budaya menyampaikan pandangannya terhadap aktor-aktris tersebut.
“Mereka sangat peduli dengan perkembangan kesenian dan kebudayaan negeri ini, “ ujarnya memberi apresiasi tinggi.
Raja Asdi, bahwa Yayasan Generasi Lintas Budaya dan Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) yang dipimpin Maret Samuel Sueken, pastinya melibat peran aktif seniman lintas profesi, lintas generasi dan lintas budaya insan seni tanah air udara indonesia untuk mendukung Satgas Seniman Komunikasi Publik Kearifan Kemenkominfo
“Ke depannya Satgas ini aktif "di alam maya dan alam nyata " merancang beragam ide komunikasi publik kearifan sebagai media bahana kebangsaan secara intens dan maksimal Kemenkominfo, “ pungkas Raja Asdi optimis.