TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengungkapkan pertemuan lima nahdliyin dengan Presiden Israel, Isaac Herzog tidak menghasilkan keputusan apapun.
Hal tersebut lantaran pembicaraan yang dilakukan dalam pertemuan tersebut tidak ada yang bersifat strategis dan substansial, khususnya terkait Palestina.
"Secara substansial, tidak ada yang strategis. Ini adalah inisiatif yang gagal karena nggak ada hasilnya apa-apa, apalagi perjanjian ini itu."
"Karena dialog yang dilakukan tidak ada yang substansial untuk membantu rakyat Palestina," katanya dalam konferensi pers di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (16/7/2024) dikutip dari YouTube TV NU.
Gus Yahya mengungkapkan hal tersebut lantaran kelima nahdliyin tidak mengetahui hal-hal yang dibutuhkan rakyat Palestina akibat dibombardir oleh Israel.
Namun, sambungnya, jika mereka memiliki pengetahuan yang cukup terkait konflik di Gaza, maka kelima nahdliyin itu dapat melakukan pendekatan positif kepada Israel untuk menghentikan serangan di Gaza.
"Karena yang di-enggage mana yang produktif untuk membantu Palestina, yang nggak (membantu rakyat Palestina) yang mana, mereka nggak tahu."
"Sementara kalau kita punya pengetahuan, pertimbangan, kalkulasi yang cukup, maka kita bisa melakukan enggagement untuk membuat real achievement membuat kemajuan yang nyata," kata Gus Yahya.
Baca juga: Ketua Umum PBNU: Ada Pihak Dekati 5 Nahdliyin Pergi ke Israel, Agenda Bertemu Isaac Herzog Mendadak
5 Nahdliyin Didekati untuk Pergi ke Israel, Agenda Ketemu Presiden Israel Mendadak
Pada kesempatan yang sama, Gus Yahya juga mengungkapkan bahwa kelima nahdliyin itu bisa pergi ke Israel lantaran ada pihak yang melakukan konsolidasi atau pendekatan kepada mereka.
Namun, Gus Yahya tidak membeberkan nama pihak yang melakukan pendekatan tersebut.
"Menurut keterangan yang kami himpun, mereka memang dikonsolidasi, memang ada yang mendekati mereka satu persatu untuk diajak berangkat (ke Israel)," katanya.
Gus Yahya menuturkan, sesamapinya di Israel, kelima nahdliyin itu memang ada pertemuan dengan pihak Israel.
Namun, sambungnya, pertemuan tersebut hanya sekedar pertemuan tatap muka atau interface dialog.