News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Nahdliyin Bertemu Presiden Israel

Gus Yahya Sebut Pertemuan 5 Nahdliyin dan Presiden Israel Tak Hasilkan Apapun soal Palestina

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya saat konferensi pers terkait lima nahdliyin yang bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (16/7/2024). Gus Yahya mengatakan pertemuan lima nahdliyin dengan Presiden Israel tidak menghasilkan putusan apapun terkait Palestina.

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengungkapkan pertemuan lima nahdliyin dengan Presiden Israel, Isaac Herzog tidak menghasilkan keputusan apapun.

Hal tersebut lantaran pembicaraan yang dilakukan dalam pertemuan tersebut tidak ada yang bersifat strategis dan substansial, khususnya terkait Palestina.

"Secara substansial, tidak ada yang strategis. Ini adalah inisiatif yang gagal karena nggak ada hasilnya apa-apa, apalagi perjanjian ini itu."

"Karena dialog yang dilakukan tidak ada yang substansial untuk membantu rakyat Palestina," katanya dalam konferensi pers di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (16/7/2024) dikutip dari YouTube TV NU.

Gus Yahya mengungkapkan hal tersebut lantaran kelima nahdliyin tidak mengetahui hal-hal yang dibutuhkan rakyat Palestina akibat dibombardir oleh Israel.

Namun, sambungnya, jika mereka memiliki pengetahuan yang cukup terkait konflik di Gaza, maka kelima nahdliyin itu dapat melakukan pendekatan positif kepada Israel untuk menghentikan serangan di Gaza.

"Karena yang di-enggage mana yang produktif untuk membantu Palestina, yang nggak (membantu rakyat Palestina) yang mana, mereka nggak tahu."

"Sementara kalau kita punya pengetahuan, pertimbangan, kalkulasi yang cukup, maka kita bisa melakukan enggagement untuk membuat real achievement membuat kemajuan yang nyata," kata Gus Yahya.

Baca juga: Ketua Umum PBNU: Ada Pihak Dekati 5 Nahdliyin Pergi ke Israel, Agenda Bertemu Isaac Herzog Mendadak

5 Nahdliyin Didekati untuk Pergi ke Israel, Agenda Ketemu Presiden Israel Mendadak

Pada kesempatan yang sama, Gus Yahya juga mengungkapkan bahwa kelima nahdliyin itu bisa pergi ke Israel lantaran ada pihak yang melakukan konsolidasi atau pendekatan kepada mereka.

Namun, Gus Yahya tidak membeberkan nama pihak yang melakukan pendekatan tersebut.

"Menurut keterangan yang kami himpun, mereka memang dikonsolidasi, memang ada yang mendekati mereka satu persatu untuk diajak berangkat (ke Israel)," katanya.

Gus Yahya menuturkan, sesamapinya di Israel, kelima nahdliyin itu memang ada pertemuan dengan pihak Israel.

Namun, sambungnya, pertemuan tersebut hanya sekedar pertemuan tatap muka atau interface dialog.

Hanya saja, Gus Yahya mengatakan tidak ada agenda bagi lima nahdliyin untuk bertemu dengan Isaac Herzog.

Sehingga, dia menegaskan pertemuan dengan Isaac Herzog tersebut digelar secara mendadak.

"Memang, mereka disana programnya adalah sekedar pertemuan-pertemuan interface dialog di sana dengan berbagai pihak. Katanya, tanpa agenda pertemuan dengan Presiden Israel dan itu mendadak diadakan di sana," katanya.

Gus Yahya menilai pertemuan kelima nahdliyin dengan Presiden Israel tersebut lantaran ketidaktahuan mereka terkait konstelasi politik.

Selain itu, dia juga menganggap terealisasinya kunjungan kelima nahdliyin ke Israel akibat ketidaksensitifan dari pihak yang mendekati mereka.

Sehingga, Gus Yahya menyebut PBNU sudah melakukan upaya pencegahan agar organisasi Islam terbesar di Indonesia ini tidak terseret dalam konstelasi politik luar negeri.

"Dan ini memang akan banyak sekali berupaya untuk menyeret NU ke berbagai agenda politk internasional dan ini sudah kita perhitungkan sejak awal untuk menyusun satu set aturan untuk mencegah ini," katanya.

Baca juga: PBNU Tegaskan Pertemuan Gus Yahya-Netanyahu Beda Konteks dengan Pertemuan 5 Nahdliyin-Isaac Herzog

Sementara terkait apakah ada sanksi yang diberikan kepada kelima nahdliyin, Gus Yahya mengatakan hal tersebut diserahkan kepada lembaga yang menaungi mereka.

Sebagai informasi, kelima nahdliyin tersebut berasal dari berbagai lembaga di bawah PBNU seperti Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), Pagar Nusa, Fatayat NU, dan dari PWNU DKI Jakarta.

Lebih lanjut, Gus Yahya, mewakili kelima nahdliyin, memohon maaf atas kisruh pertemuan dengan Isaac Herzog.

"Apapun yang terjadi, saya sebagai Ketua PBNU, saya memohon maaf atas kesalahan yang dilakukan teman-teman NU. Serta kami memohonkan maaf untuk mereka kepada masyarakat luas," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Nahdliyin Bertemu Presiden Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini