Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR RI Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin mengkritisi imbauan Badan Pangan Nasional (Bapanas) menggalakkan program stop boros pangan.
Bapanas menyakini hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi jumlah impor beras.
"Jangan asal bicara, karena ini tak sesuai dengan keadaan di lapangan," kata legislator PDI Perjuangan ini, kepada wartawan Rabu (31/7/2024).
Dia menegaskan pernyataan Bapanas ini dapat menyakiti hati rakyat kecil, mengingat kebiasaan boros makan atau berlebih itu dilakukan oleh sebagian dari kelompok menengah keatas.
"Sementara mayoritas rakyat Indonesia hidup dengan keterbatasan, bahkan miskin. Mereka harus berjuang hidup untuk makan. Untuk bisa makan tiga kali sehari saja belum tentu, boro-boro mau boros," ujarnya.
Hasanuddin mengatakan tak ada relevansi antara program setop boros pangan dengan impor beras.
"Saya setuju dengan anjuran tidak boros pangan. Tapi urusan import beras harus di buktikan dulu secara langsung dengan makan boros. Kenapa impor beras tidak dihubungkan dengan produksi beras yang semakin rendah di dalam negeri? Buatlah pernyataan yang berkualitas, jangan asal asalan," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) akan menggencarkan program stop boros pangan pada tahun 2025.
Menurut Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy, jumlah pangan yang terbuang saat ini sejatinya bisa untuk memberi makan hingga 125 juta jiwa.
Baca juga: Badan Pangan Nasional Yakini Stop Boros Pangan Bisa Tekan Angka Impor Pangan RI
"Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) maupun data dunia, pangan yang terbuang itu kurang lebih sekitar 30 persen dan ini setara dengan memberikan makan kepada 60 sampai 125 juta jiwa," katanya ketika ditemui di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin (29/7/2024).