TRIBUNNEWS.COM - Viral di media sosial, kontes kecantikan yang berlangsung di Hotel Orchardz, Jakarta Pusat (Jakpus), menuai kontroversi hingga banyak dikecam oleh warganet.
Pasalnya, video itu viral karena peserta kontes bukanlah wanita seperti pada umumnya, peserta diduga waria atau transgender.
Kontes kecantikan transgender itu disebut digelar pada 4 Agustus 2024 lalu.
Dalam video yang diunggah akun Instagram @terang_media, terlihat sejumlah orang yang merupakan transgender tengah berjalan di panggung.
“Tayangan video menampilkan acara atau kontes waria atau kontes kecantikan transgender,” tulis narasi di akun Instagram @terang_media, Selasa (6/8/2024).
Tampak, semua peserta menggunakan selempang yang menampilkan wilayah-wilayah yang ada di Indonesia, seraya mewakili provinsi tertentu.
Dalam video lain, terlihat pula adanya pemberian mahkota terhadap seorang pemenang.
Berikut fakta-fakta kontes kecantikan transgender yang menuai banyak kecaman itu.
Polisi Sebut Tidak Ada Izin
Mengenai hal ini, pihak polisi memastikan bahwa mereka tak memberikan izin resmi untuk kegiatan tersebut.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi.
"Sejauh ini tidak ada izin terkait penyelenggaraan," kata Kombes Ade kepada wartawan, Selasa (6/8/2024).
Baca juga: Geger Kontes Kecantikan Transgender di Jakarta, Polisi Bakal Periksa Panitia hingga Pihak Hotel
Transgender dari Aceh Dinobatkan sebagai Pemenang
Kontes kecantikan tersebut menobatkan seorang transgender yang mengenakan selempang bertuliskan Aceh sebagai pemenang.
Setelah itu, transgender tersebut disematkan mahkota di kepalanya.
Kemenangan seorang transgender tersebut diwarnai dengan sorak sorai dari penonton.
"Dalam video itu terlihat juga pihak penyelenggara kemudian mahkota kepada sang pemenang disusul riuh penonton dan rasa haru oleh sang pemenang," demikian tulis akun @terang_media.
Dengan pemenang waria asal Aceh itu, banyak pihak yang menilai acara tersebut tidak memberikan nilai yang mendidik.
Adapun, dihimpun dari berbagai sumber, sosok pemenang itu disebut-sebut bernama Ayu Saree.
Polisi Periksa Panitia Acara dan Pihak Hotel
Kombes Ade mengatakan, pihaknya akan menyelidiki peristiwa tersebut.
Nantinya, pihak panitia acara juga akan diklarifikasi soal kegiatan itu.
"Diawali dari penanggung jawab lokasi, penanggung jawab acara, hingga beberapa pihak yang diperlukan untuk dimintai klarifikasi," kata Ade Ary, Rabu (7/8/2024).
Polisi juga akan memintai klarifikasi dari pihak hotel, untuk mengetahui siapa saja yang melakukan kegiatan tersebut.
"Pemilik tempat hotel pasti ada komunikasi dengan penyelenggara, alasan apa tujuan apa," jelasnya.
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro mengatakan, terkait dengan hal ini, pihaknya masih berkomunikasi dengan Pemkot Jakarta Pusat.
"Jam 13.00 WIB nanti akan kita rapatkan dengan Pemerintah Kota Jakarta Pusat. Setelah itu kita sampaikan," ungkap Susatyo.
Pihak Penyelenggara Ngaku Booking Hotel untuk Gala Dinner
Director Of Sell Hotel Orchardz, Ahmad Gandy mengatakan pihaknya turut menjadi korban dalam kasus tersebut.
Kemudian ia membeberkan, di awal, pihak penyelenggara acara itu mengaku menyewa hotel untuk keperluan gala dinner, bukan untuk kontes kecantikan transgender tersebut.
Ahmad menegaskan, jika pihaknya mengetahui hal itu, maka ia tidak akan mungkin mengizinkan acara itu digelar di hotelnya.
"Mereka booking ke OrcHardz itu dengan nama gala dinner," ujarnya, Rabu (7/8/2024).
"Kalau kami tahu acaranya seperti itu pasti kami larang. Tak mungkinlah kami menerima event seperti itu," sambungnya.
Kata Ahmad, pihaknya sebelumnya juga sempat menanyakan kepastian acara yang digelar oleh komunitas tersebut.
Lalu, jawabannya yang dia dapat hanyalah gala dinner.
Mengingat hotel sifatnya terbuka untuk umum dan pemesan mengenakan pakaian pria seperti pada umumnya, menurut Ahmad, komunitas tersebut pun mendapatkan pesanannya, termasuk kamar hotel.
Ahmad menegaskan kembali bahwa Hotel Orchardz sama sekali tidak men-support acara tersebut.
Apalagi, komunitas tersebut sama sekali tidak memberikan informasi akan adanya kontes kecantikan.
"Yang jadi masalah, mereka membuat kontes acara di dalam acara gala dinner waktu itu tanpa laporan ke kami," ujarnya.
Petugas Hotel Dilarang Masuk ke Acara
Ahmad juga menyebutkan bahwa saat acara tersebut pegawai hotel dilarang masuk ke acara.
Petugas hanya bisa masuk di awal saat acara masih berlangsung normal.
Peserta yang boleh masuk hanya dari komunitas tersebut dengan tanda pengenal berupa gelang.
Ahmad pun mengaku, petugas pun terkelabui oleh penyelenggara acara.
"Kalau kami tahu, siapa sih yang mau beri izin? Ini kan nama baik hotel," katanya.
Merasa sangat dirugikan, Ahmad mengatakan, pihaknya mulai mempelajari delik yang tepat untuk diadukan.
Namun, sebelum itu pihaknya memilih fokus pada penyelamatan dan pemulihan nama baik hotel.
Soal sanksi yang akan dikenakan kepada pihak hotel, Wali Kota Administrasi Jakarta Pusat Dhany Sukma enggan menjelaskan lebih detail.
Pasalnya, pemberian sanski itu akan diberikan setelah Pemkot Jakpus berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.
"Ini lagi dibahas untuk menentukan itu ya, apakah ada indikasi pelanggaran terkait masalah perizinan atau apa?"
"Nanti siang akan kami coba konsolidasikan dari berbagai unit kerja," tuturnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Wartakotalive.com dengan judul Waria Asal Aceh Menangkan Kontes Transgender di Hotel Orchardz Jakpus, Pihak Hotel Geram
(Tribunnews.com/Rifqah/Fersianus Wak/Abdi Ryanda) (Wartakotalive.com/Rafzanjani Simanjorang/Fitriyandi Al Fajri)