Laporan Wartawan Tribunnews, Mario Christian Sumampow
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Golkar tidak akan menyebabkan terjadinya perpecahan di dalam partai berlogo pohon beringin itu.
"Golkar sih tidak akan mengalami perpecahan ya karena kalau Airlangganya sudah mundur," kata pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin saat dikonfirmasi, Senin (12/8/2024).
Baca juga: Jokowi Harus Penuhi 7 Syarat ini Jika Didorong Jadi Ketum Golkar Gantikan Airlangga
Golkar dinilai ujang sudah punya mekanisme internal untuk menghadapi setiap situasi politik yang ada.
Selain itu, Golkar juga sudah melalui banyak pergolakan politik seperti halnya kisruh kubu Aburizal Bakrie (ARB) dan Agung Laksono.
"Dulu terjadi pertarungan dua kubu, ARB dengan Agung Laksono.Menjelang pilpres juga selalu ada dinamikanya sendiri, jadi sudah hal biasa saja dinamika seperti ini," jelasnya.
Baca juga: Mundur dari Golkar, Jusuf Hamka: Airlangga Sudah Mundur Saya Mau Apa Lagi?
"Dan masa depan Golkar baik-baik saja, saya melihat bagus-bagus saja, walaupun konflik sekarang itu ada masalah, besok juga selesai," sambung Ujang.
Sebelumnya Airlangga resmi mengundurkan diri dari posisi Ketua Umum Partai Golkar.
Airlangga menyampaikan pengunduran diri tersebut dalam rekaman video.
"Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim serta atas petunjuk Tuhan yang maha besar maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai ketua umum DPP partai Golkar. Pengunduran diri ini terhitung sejak semalam yaitu Sabtu 10 Agustus 2024," kata Airlangga.
Airlangga mengatakan pertimbangannya mundur dari Ketum Golkar adalah untuk menjaga keutuhan partai dan dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat.
"Untuk menjaga keutuhan partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat," terangnya.