TRIBUNNEWS.COM - Momen Presiden Joko Widodo mengaku lupa dengan Yohanes Ande Kala alias Joni (19), viral di media sosial.
Pengakuan Jokowi itu disampaikan saat dirinya melakukan kunjungan kerja di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, pada Senin (12/8/2024) kemarin.
Momen tersebut diawali wartawan saat menanyakan terkait nasib Joni yang gagal jadi prajurit TNI.
Namun, Jokowi lupa dengan sosok Joni yang pernah diundang ke Istana Negara tersebut.
"Joni itu siapa," kata Jokowi, dikutip dari kanal YouTube KompasTV, Kamis (15/8/2024).
Mendengar pernyataan tersebut, wartawan menceritakan sosok Joni.
Joni merupakan warga Nusa Tenggara Timur yang pernah viral karena aksi heroiknya memanjat tiang bendera yang talinya tersangkut.
"Yang memanjat bendera Pak di NTT. Yang bendera mau jatuh terus dipanjat," kata seorang wartawan.
Wartawan tersebut melanjutkan, Joni kemudian diundang untuk bertemu Jokowi pada tahun 2018.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi berjanji akan menjadikan Joni sebagai prajurit TNI.
"Tapi dia seleksi tidak lolos," ungkap wartawan.
Mendengar cerita rekan media, Jokowi menegaskan, rekrutmen prajurit ada aturannya sendiri.
"Semua ada aturannya. Serahkan ke Panglima TNI," tutup Jokowi.
Informasi tambahan, Joni memanjat tiang bendera pada upacara kemerdekaan HUT ke-73 RI di perbatasan indonesia dan Timor Leste, di Mota'ain, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 17 Agustus 2018.
Joni kala itu masih berusia 14 tahun.
Nama Joni pada akhirnya menjadi bahan perbincangan dari mulai pejabat daerah, menteri, panglima TNI hingga Presiden Jokowi.
Baca juga: Mabes TNI AD Beri Kesempatan Joni Ikut Seleksi, Sempat Tak Lolos Tes TNI karena Tinggi Badan
Viral hingga diundang presiden
Beberapa hari setelah viral, Joni dipanggil ke istana untuk bertemu Presiden Joko Widodo.
Pertemuan tersebut terjadi pada di Istana Negara, Jakarta, Senin (29/8/2018) siang.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi berdialog dengan Joni.
Mantan Wali Kota Solo itu menanyakan keinginan Joni.
Joni menjawab ingin sepeda dan motor, serta menjadi prajurit TNI.
"Sudah itu saja. Sepeda sama rumah. Ya sudah. Nanti saya tanya lagi tambah lagi nanti kamu."
"Ya sudah, nanti saya titip ya, belajar yang baik. Kan juga sudah dapat beasiswa kan. Belajar yang baik, bekerja keras hingga bisa meraih cita-citamu," kata Presiden menjawab permintaan Joni, dikutip dari setkab.go.id.
Saat Jokowi kembali bertanya ingin jadi apa, Joni buru-buru menjawab tentara.
"Jadi tentara. Ya sudah nanti langsung daftar ke Panglima. Langsung diterima kamu. Jaga kesehatan. Kesehatan dijaga semua ya," jawab Jokowi.
Di akhir dialognya, Jokowi tidak lupa memuji keberanian Joni.
Meskipun tidak menampik, apa yang dilakukan Joni membahayakan dirinya.
"Sebenarnya yang dilakukan Joni adalah sesuatu yang membahayakan dan harus diingatkan."
"Tapi, itulah saya kira keberanian dan pengorbanan tanpa pamrih yang saya kemarin baca wawancaranya dengan Joni memang ingin agar Merah Putih terus berkibar di Kabupaten Belu," jelas Jokowi.
Gagal jadi TNI
Joni menceritakan, dirinya gagal menjadi anggota TNI setelah tidak lolos tes.
Diketahui, ia tidak memenuhi syarat tinggi badan.
Joni memiliki tinggi 155 cm sedangkan syaratnya minimal 163 cm.
"Saya telah mempersiapkan diri dengan baik dan selalu mengikuti arahan dari para anggota TNI yang mendampingi saya, namun saya masih dinyatakan gagal," katanya, Senin (5/8/2024), dikutip dari Pos-Kupang.com.
Joni melanjutkan, meskipun gagal, dirinya tidak putus asa.
"Saya akan terus berusaha sehingga cita-cita saya bisa tercapai untuk menjadi TNI," tegasnya penuh semangat.
Sementara itu, perwakilan keluarga merasa kecewa Joni gagal jadi anggota TNI.
Kerabat Joni, Junina X Martin, menagih janji manis Presiden Jokowi.
Keluarga berharap Joni kembali diberikan kesempatan.
"Kami keluarga merasa kecewa ketika mendengar Joni tidak lolos seleksi TNI."
"Selama sekolah Joni sudah dijanjikan untuk masuk TNI. Kami hanya berharap agar Joni bisa diterima sesuai dengan janji Bapak Presiden dan Panglima TNI," ujarnya.
Baca juga: Joni Pemanjat Tiang Bendera Dipanggil Seleksi TNI Lagi, Pertimbangan karena Dapat Penghargan
Tes ulang
Usai viral Joni gagal jadi prajurit TNI, Kepala Penerangan Komando Daerah Militer IX/Udayana, Kolonel Infantri Agung Udayana, buka suara.
Ia memastikan Joni akan kembali mengikuti tes ulang.
"Iya benar, kemarin setelah kita dapat informasi itu, kita langsung laporkan ke Mabes AD, akhirnya diberikan kesempatan lagi untuk tes," kata Agung, Selasa (6/8/2024), dikutip dari Kompas.com.
Agung menguraikan, pertimbangan adanya tes ulang karena Joni pernah mendapatkan penghargaan dari Panglima TNI.
Kala itu, jabatan teringgi di TNI diemban oleh Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto.
"Nanti akan kita gali apakah ada potensi-potensi yang lebih di bidang lainnya," tutup Agung.
Sebagian artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Keluarga Harap Joni Bisa Diterima Jadi Prajurit TNI Sesuai Janji Presiden Jokowi
(Tribunnews.com/Endra)(Pos-Kupang/Agustinus Tanggur)(Kompas.com/Sigiranus Marutho Bere)