News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Partai Golkar dan Dinamikanya

7 Fakta Jokowi di Munas Golkar, Bicara Putusan MK, Puji Airlangga, hingga Beri Pesan untuk Bahlil

Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sejumlah hal saat penutupan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2024) malam.

TRIBUNNEWS.COM - Fakta-fakta Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri acara penutupan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2024) malam.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi diberikan kesempatan untuk menyampaikan sambutan dan menutup acara Munas. 

Jokowi yang mengenakan kemeja warna kuning itu, sempat menyinggung isu yang hangat diperbincangkan baru-baru ini, yakni putusan Mahkamah Konsitusi (MK) soal ambang batas pencalonan kepala daerah.

Ayahanda dari Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka ini, juga berseloroh terkait baju kuning yang dikenakannya.

Pernyataan Jokowi pun beberapa kali dibalas tepuk tangan dan senyum lebar para kader Golkar, peserta Munas.

Fakta-fakta Jokowi di Munas XI

1. Sapa Peserta dan Singgung Kontribusi Golkar

Awalnya, Presiden menyapa para hadirin yang datang di Munas Golkar.

Jokowi menyapa Presiden Terpilih dan Wakil Presiden Terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Presiden juga menyapa Ketua Umum Golkar baru Bahlil Lahadalia hingga pengurus DPD Golkar Provinsi dan Kabupaten.

Setelah itu, Jokowi memuji kontribusi Partai Golkar untuk bangsa Indonesia.

"Saya senang malam hari ini, bisa hadir bersama Bapak/Ibu semuanya, hadir di acara partai terbesar dan tertua di Indonesia. Partai yang besar, kuat, dan banyak berkontribusi bagi kemajuan bangsa Indonesia," ucap Jokowi dalam sambutannya, dikutip dari YouTube Golkar Indonesia, Kamis (22/8/2024).

Baca juga: Jokowi Jelaskan Alasan Kenakan Kemeja Kuning di Munas Golkar

2. Jokowi Nyaman Lihat Pohon Beringin

Lebih lanjut, Jokowi berkelakar merasa nyaman dan teduh ketika melihat pohon beringin.

Apalagi ketika berada di bawah pohon tersebut.

"Saya kalau melihat pohon beringin, bawaanya adem begitu, bawaannya sejuk. Apalagi di siang hari sedang panas-panasnya, sedang terik-teriknya, kalau di bawah pohon beringin bawaannya adem dan sejuk," ungkap Jokowi, disambut tepuk tangan riuh dari peserta Munas.

Diketahui, lambang Partai Golkar adalah pohon beringin.

Jokowi pun kembali mengungkapkan rasa nyamannya jika berada di dekat pohon beringin.

"Berada di dekat pohon beringin, di bawah pohon beringin membuat kita lebih teduh. Malam hari ini, saya merasa sangat teduh, membuat kita lebih nyaman. Malam hari ini, saya juga lebih nyaman," lanjutnya, sambil tersenyum.

3. Puji Partai Golkar, Partai yang Terbuka

Selain itu, Jokowi mengaku senang terhadap Golkar karena partainya dinilai terbuka kepada siapapun.

Keterbukaan Golkar ini, terbukti dari para kadernya yang berasal dari sejumlah daerah.

Seperti Ketua Umum barunya, Bahlil Lahadalia berasal dari Papua, Akbar Tandjung dari Tapanuli, hingga Jusuf Kalla (JK) dari Makassar.

"Kita lihat sejarah ketua umum Golkar dari mana saja, dari Jawa Pak Agung Laksono, Setya Novanto, Pak Airlangga. Dari Sumatera Bapak Aburizal Bakrie, Akbar Tanjung dari Tapanuli Tengah. Ada juga dari Sulawesi Pak Jusuf Kalla dari Makassar dan sekarang ketua umum yang sekarang dari tanah Papua," ungkap Jokowi.

"Artinya Partai Golkar ini Indonesia banget," lanjutnya.

Lantas, Mantan Wali Kota Solo itu menilai, Golkar yang menjadi partai terbuka membuat terwujudnya pluralisme di tubuh partai.

"Pluralisme Golkar sangat terjaga, sangat harmonis. Itu yang menurut saya membuat Golkar lebih teduh dari yang lain," tuturnya.

Baca juga: Bahlil Umumkan Ketua Dewan Pembina Golkar Hari Ini, Sosok Jokowi?

4. Singgung Putusan MK

Presiden Jokowi pun menyinggung putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan Baleg DPR mengenai Pilkada 2024 yang ramai diperbincangkan di media sosial (medsos).

Jokowi mengakui, dirinya melihat keriuhan akibat putusan MK soal ambang batas pencalonan kepala daerah.

"Ini sehari dua hari ini kalau kita lihat medsos, media massa ini sedang riuh, sedang ramai setelah putusan yang terkait dengan pilkada,"ucap Jokowi.

Namun, kata Jokowi, yang membuat keputusan adalah MK, yang ramai dibicarakan tetap si "tukang kayu".

"Setelah saya lihat di medsos, salah satu yang ramai tetap soal si tukang kayu. Kalau sering buka di medsos pasti tahu tukang kayu ini siapa. Padahal kita tahu semuanya, kita tahu semuanya, yang membuat keputusan itu adalah MK. Itu adalah wilayah yudikatif," tuturnya.

"Dan yang saat ini juga sedang dirapatkan di DPR itu adalah wilayah legislatif. Tapi tetap yang dibicarakan adalah si tukang kayu," lanjutnya.

Meski demikian, Jokowi tetap menghormati putusan MK tersebut.

"Tapi yang ingin saya sampaikan bahwa sebagai lembaga eksekutif, saya ini berada di lembaga eksekutif sebagai Presiden. Saya sangat menghormati yang namanya lembaga yudikatif, lembaga legislatif."

"Kami, saya sangat hormati kewenangan dan keputusan dari masing-masing lembaga negara yang kita miliki. Mari kita hormati keputusan, beri kepercayaan bagi pihak-pihak yang miliki kewenangan untuk lakukan proses secara konstitusional," kata Jokowi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) usai menutup Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar Ke XI di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2024). (Tribunnews.com/Taufik Ismail)

Sebagai informasi, MK telah mengabulkan sebagian gugatan dari Partai Buruh dan Partai Gelora soal Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Dalam putusannya, MK menyebut, partai politik (aprol) atau gabungan parpol peserta Pemilu dapat mendaftarkan pasangan calon kepala daerah (cakada) meski tidak memiliki kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD.

Ketua MK, Suhartoyo, memutuskan ambang batas pencalonan kepala daerah tidak lagi sebesar 25 persen perolehan suara parpol atau gabungan parpol hasil Pileg DPRD atau 20 persen kursi DPRD.

"Mengabulkan permohonan pemohon untuk sebagian," katanya dalam sidang putusan perkara nomor 60/PUU-XXII/2024 di Gedung MK, Jakarta Pusat pada Selasa, 20 Agustus 2024.

MK menafsirkan ulang syarat persentase suara selain kursi, yakni sesuai jumlah penduduk yang ada di wilayah tersebut.

Baca juga: Jokowi Jelaskan Alasan Kenakan Kemeja Kuning di Munas Golkar

Adapun parpol atau gabungan parpol pemilu yang tidak punya kursi DPRD dapat mendaftarkan pasangan calon jika telah memenuhi syarat.

Melalui putusan itu, parpol atau gabungan parpol dapat mendaftarkan cagub-cawagub dengan perolehan suara sah minimal 10 persen di Pemilu DPRD pada provinsi dengan DPT hingga 2 juta.

DPT dengan 2-6 juta minimal 8,5 persen, kemudian, DPT dengan 6-12 juta minimal 7,5 persen. Serta DPT di atas 12 juta paling sedikit memperoleh 6,5 persen suara sah.

Untuk pemilihan bupati/wali kota beserta wakilnya, parpol atau gabungan parpol dapat mendaftar dengan perolehan suara sah minimal 10 persen di Pemilu DPRD pada provinsi dengan DPT lebih dari 250 ribu jiwa.

DPT dengan 250-500 ribu minimal 8,5 persen. Lalu DPT dengan 500 ribu hingga sejuta minimal 7,5 persen. Serta DPT di atas satu juta jiwa paling sedikit memperoleh 6,5 persen suara sah.

5. Alasan Pakai Baju Kuning

Dalam kesempatan yang sama pula, Jokowi menyampaikan alasannya mengenakan pakaian kuning saat Munas.

Menurut Jokowi, ia memakai kemeja warna kuning karena menghargai Partai Golkar, yang juga berjas almamater warna kuning.

"Kenapa memakai baju kuning? ya baju itu menyesuaikan, baju yang saya pakai ini untuk menghormati yang punya acara, partai" ucapnya.

6. Puji Airlangga 

Lebih lanjut, Jokowi menyinggung nama eks Ketum Golkar Airlangga Hartarto yang dinilainya berjasa juga untuk Partai Golkar.

Hal tersebut, terbukti dengan torehan prestasi Airlangga sebagai Ketum begitu pula Menko Perekonomian.

"Saya yakin kondisi baik dan terjaga ini dalam proses di Munas ini tidak lepas dari peran Ketum lama Pak Airlangga Hartarto, seorang politisi besar sekaligus teknokrat sejati, seorang orkestrator ekonomi Indonesia yang hasil kerjanya terlihat nyata," ucap Jokowi.

7. Harapan Jokowi untuk Golkar

Jokowi juga memberikan pesan kepada jajaran pimpinan baru Partai Golkar, termasuk Bahlil Lahadalia sebagai Ketum baru.

"Kepada Ketua Umum baru dan jajaran pimpinan Golkar yang baru serta jajaran pengurus saya ucapkan selamat bertugas, kami menunggu kontribusi besar partai besar Golkar untuk negara kita, Indonesia," lanjutnya.

Lantas, Jokowi menutup acara Munas XI yang diselenggarakan sejak 20-21 Agustus 2024 ini.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Fransiskus Adhiyuda, Kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini