Berdasarkan keterangan salah satu saksi, Pendi (55), FNA sehari-hari berprofesi sebagai montir di bengkel motor yang menjadi tempat penangkapannya.
Pendi juga mengungkapkan bahwa bengkel tersebut adalah milik ayah FNA yang turut ditangkap Densus 88.
"Kalau bapaknya udah lama buka bengkel di sini, terus anaknya diajak kerja belum lama ini si, setiap hari buka jam 8 sampai sore biasanya," katanya.
Pada saat penangkapan, Pendi mengungkapkan anggota Densus 88 tidak ada yang menggunakan seragam, hanya polisi Bhabinkamtibmas dan TNI Babinsa yang terlihat menggunakan pakaian dinas.
"Enggak pakai seragam pakaian preman semua, ada banyak, itu si anaknya duduk di sini (tunjuk bengkel) karena pas banget baru buka," kata dia.
Tidak ada perlawanan saat Densus 88 melakukan penangkapan, FNA dan ayahnya langsung dibawa menggunakan mobil.
Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jakarta dengan judul "Densus 88 Ringkus Montir Bengkel Terduga Pelaku Teroris di Bekasi Timur"
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Reynas Abdila)(Tribun Jakarta/Yusuf Bachtiar)