News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jokowi Tekankan Pentingnya Kolaborasi untuk Penanganan Perubahan Iklim dalam Pembukaan IISF 2024

Penulis: tribunsolo
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Opening Ceremony Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (5/9/2024).

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pendekatan kolaboratif sebagai cara yang ampuh untuk menangani perubahan iklim.

Hal ini ia sampaikan dalam pidato sambutan saat membuka Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024 di Jakarta Covention Center (JCC), Jakarta, Kamis (5/9/2024).

Dalam pidato tersebut, Jokowi menyoroti tentang bahaya perubahan iklim di dunia.

"Untuk menyelesaikannya butuh pendekatan yang kolaboratif, butuh pendekatan yang berperikemanusiaan, dan kolaborasi antar negara maju dan negara berkembang," kata Jokowi dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Kamis (5/9/2024).

Selain kolaborasi, perlu adanya aspek kemanusiaan agar prosesnya tidak mengorbankan kepentingan rakyat kecil.

"Karena ekonomi hijau bukan hanya tentang perlindungan lingkungan, bukan hanya itu, tapi juga tentang bagaimana menciptakan kesejahteraan bagi rakyat, kesejahteraan yang berkelanjutan bagi rakyat," tegas dia.

Jokowi menyatakan komitmen Indonesia dalam mencapai net zero emission (NZE) atau emisi nol bersih tidak perlu diragukan lagi.

Menurutnya, Indonesia telah berkontribusi dalam menciptakan energi hijau di dunia.

"Indonesia memiliki potensi hijau yang melimpah mencapai lebih dari 3.600 GW."

"Kami juga memiliki PLTS apung, Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Waduk Cirata dengan kapasitas 192 MW peak terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia," sambung dia.

Lebih lanjut, Jokowi menyebut Indonesia berpotensi dalam penyerapan karbon.

Baca juga: Jokowi Sambut Paus Fransiskus di Misa GBK, Tekankan Pentingnya Peran Umat Katolik Jaga Persatuan

Pasalnya, Indonesia memiliki kawasan industri hijau dengan luas 13.000 hektar.

"Hutan mangrove Indonesia itu terbesar di dunia seluas 3,3 juta hektar yang mampu menyerap karbon 8 sampai 12 kali lebih baik dibandingkan hutan hujan tropis," papar Jokowi.

Meski demikian, potensi-potensi dari Indonesia itu ternyata belum cukup untuk menangani dampak perubahan iklim.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini