News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kunjungan Paus Fransiskus

Tangannya Dicium Paus Fransiskus, Siapa Sosok Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar?

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berikut sosok dari Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar yang tangannya dicium oleh Pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus pada Kamis (5/9/2024) kemarin.

TRIBUNNEWS.COM - Momen spesial terjadi saat Paus Fransiskus melakukan kunjungan di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (5/9/2024).

Dalam kesempatan tersebut, Paus Fransiskus sempat mencium tangan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar.

Hal tersebut Paus Fransiskus lakukan sebagai balasan karena Nasaruddin Umar mencium kepalanya terlebih dahulu.

Momen indah ini terekam saat Paus Fransiskus, Nasaruddin Umar, dan sejumlah tokoh berfoto bersama di depan Masjid Istiqlal.

Sebelumnya, mereka berdialog lintas agama bersama Pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus.

Tampak hadir juga Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla, hingga Sinta Nuriyah Wahid.

Lantas, siapakah sosok Nasaruddin Umar?

Lahir di Bone

Dirangkum dari istiqlal.or.id, Nasaruddin Umar kecil dilahirkan di Ujung-Bone, Sulawesi Selatan, pada 23 Juni 1959. Ia kini berusia 65 tahun.

Ia pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Agama RI dari tahun 2011 sampai 2014 di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Nasaruddin Umar kemudian menjabat Imam Besar Masjid Istiqlal periode 2016-2020 menggantikan Prof. KH Ali Mustofa Yakub.

Dirinya kembali ditunjuk sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca juga: Paus Fransiskus Disambut Tepukan Perkusi dan Nyanyian Kelompok Marawis Setibanya di Masjid Istiqlal

Penunjukkan tersebut termuat dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 31/M Tahun 2020 tertanggal 22 April.

Dikutip dari dikti.kemdikbud.go.id, Nasaruddin Umar hingga kini masih aktif sebagai pengajar.

Ia berstatus sebagai dosen tetap di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Nasaruddin Umar mengajar Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir.

Berikut riwayat pendidikannya secara lengkap:

- SDN 6 tahun, di Ujung-Bone 1970

- Madrasah Ibtida’iyah 6 tahun, di

- Pesantren As’adiyah Sengkang, 1971.

- PGA 4 Thn, di pesantren As’adiyah Sengkang, 1974

- PGA 6 Thn, di Pesantren As’adiyah Sengkang 1976

- Sarjana Muda , Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1980

- Sarjana Lengkap (Sarjana Teladan) Fakultas Syari’ah IAIN Alauddin Ujung Pandang, 1984

- Program S2 (tanpa tesis) IAIN syarif Hidayatullah Jakarta, 1990-1992.

- Program S3 (alumni Terbaik) IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan disertasi tentang” Perspektif Jender Dalam al-qur’an, 1993-1998.

- Visiting Student di Mc Gill University canada, 1993-1994

- Visiting Student di Leiden University Belanda, 1994/1995

- Mengikuti Sandwich program di Paris University Perancis, 1995

- Pernah melakukan penelitian kepustakaan di beberapa perguruan tinggi di Kanada, Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Belanda, Belgia, Italia, Ankara, Istanbul, Srilanka, Korea Selatan, saudi Arabia, Mesir, Abu Dhabi, Yordania, Palestina, dan Singapore, Kualalumpur, Manila.

- Pengukuhan Guru Besar dalam bidang Tafsir pada Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 12 Januari 2002.

Baca juga: Jokowi: Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia Punya Pesan Kuat dalam Rayakan Perbedaan

Mencetuskan Terowongan Silaturahmi

Tangga Terowongan Silaturahmi penghubung Masjid Itiqlal-Gereja Katedral, Jakarta. (HO)

Nasaruddin Umar merupakan sosok di balik keberadaan terowongan silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.

Dikutip dari Kompas.com, ia ingin menghilangkan jarak antara dua tempat ibadah tersebut.

Selain itu, Nasaruddin Umar ingin menampakkan wajah Islam Indonesia yang santun, toleran, dan moderat lewat terowongan silaturahmi.

Terowongan Silaturahmi sendiri dibangun oleh PT Waskita Karya.

Terowongan tersebut dibangun dengan panjang tunnel 28,3 meter, tinggi 3 meter, serta lebar 4,1 meter.

Sementara luas terowongan area tunnel seluas 136 meter persegi, lalu total luas shelter dan tunnel mencapai 226 meter persegi.

Saat kunjungan ke Indonesia, Paus Fransiskus juga mendatangi terowongan silaturahmi ini.

(Tribunnews.com/Endra)(Kompas.com /Diva Lufiana Putri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini