TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Saifullah Yusuf atau Gus Ipul resmi dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai Menteri Sosial (Mensos) hari ini, Rabu (11/9/2024) di Istana Negara, Jakarta.
Gus Ipul diketahui menggantikan Tri Rismaharini yang mundur karena mendaftar sebagai calon Gubernur Jawa Timur pada Pilkada Serentak 2024 ini.
Adapun, Gus Ipul sendiri akan menjabat sebagai Mensos di sisa 40 hari pemerintahan Presiden Jokowi.
Sebagaimana diketahui, masa jabatan Presiden Jokowi akan habis pada 20 Oktober mendatang.
Gus Ipul pun mengakui, dirinya masih memerlukan waktu pada jabatan anyarnya ini.
Maka dari itu, dia akan membuka komunikasi dengan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy yang saat ini menjabat pelaksana tugas (plt) mensos.
Kendati demikian, si sisa waktu yang ada itu, Gus Ipul berkomitmen akan membantu pemerintahan semaksimal mungkin, sesuai arahan dari Presiden.
Termasuk juga terkait masa transisi, terutama soal rencana di Kementerian Sosial (Kemensos) sendiri pada 2025 mendatang.
"Kita coba membantu ya dari waktu yang tersisa apa yang ada sesuai arahan presiden," ujar Gus Ipul usai pelantikannya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.
"Tentu kita bicara juga masa transisi, khususnya untuk Kemensos apa yang akan dilakukan di tahun 2025," tambahnya.
Lantas, seperti apa profil dari Gus Ipul yang dilantik sebagai Mensos baru dan hanya akan menjabat selama satu bulan ini?
Baca juga: Dilantik Jadi Mensos Gus Ipul Mundur dari Wali Kota Pasuruan Namun Tetap Jadi Sekjen PBNU
Profil Gus Ipul
Dikutip dari Tribunnewswiki.com, Gus Ipul merupakan Wakil Gubernur Jawa Timur periode 2009-2014.
Pria kelahiran Pasuruan, 28 Agustus 1964 tersebut merupakan putra dari seorang pegawai Departemen Agama.
Gus Ipul yang sejak kecil menempuh pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Mabaul Ma'arif Denanyar Jombang itu juga sempat menjabat Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Indonesia sejak Oktober 2004 hingga Mei 2007.
Dia juga merupakan seorang politisi yang pernah memenangkan Pilkada Kota Pasuruan 2020 dan menjabat sebagai Wali Kota Pasuruan sejak 26 Februari 2021 lalu.
Saat ini, Gus Ipul mengemban amanah di PBNU sebagai Sekretaris Jenderal.
Riwayat Pendidikan
Gus Ipul diketahui pernah menempuh pendidikan tingginya di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Nasional, Jakarta pada 1985 silam.
Saat duduk di bangku kuliah itu, Gus Ipul juga aktif di Organisasi Ekstra Kampus.
Lalu, sejak tahun 1990 hingga 1992, Gus Ipul dipercaya menjadi Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta.
Di Tahun yang sama juga, Gus Ipul ditunjuk sebagai Ketua Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) periode 1990-1995.
Ia kemudian melanjutkan karirnya di Gerakan Pemuda Ansor.
Perjalanan Karier
Gus Ipul mengawali kariernya melalui organisasi GP Ansor dengan menjadi Ketua Umum GP Ansor selama dua periode yaitu 2000-2005 dan dilanjutkan 2005-2010.
Sebelumnya, ia menjadi Plh Ketua Umum GP Ansor menggantikan Iqbal Assegaf yang meninggal dunia tahun 1999.
Setelah selesai menjalankan tugasnya sebagai Ketua Umum PP GP Ansor itu, dia terpilih menjadi salah satu Ketua di PBNU di bawah kepemimpinan KH. Said Aqil Siraj.
Kemudian, pada Pemilu 2019, Gus Ipul menjadi anggota DPR dari PDI Perjuangan (PDIP).
Saat itu, Gus Ipul dianggap sebagai lambang aliansi dari Abdurrahman Wahid atau Gusdur dan Megawati Soekarnoputri, karena Gus Ipul merupakan orang kepercayaan Gus Dur.
Namun, ketika hubungan Gus Dur dan Megawati merenggang pada 2001, Gus Ipul mengundurkan diri dari PDIP sekaligus DPR.
Setelah itu, ia bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Lalu, pada muktamar PKB tahun 2002, Gus Ipil berhasil terpilih menjadi Sekretaris Jenderal PKB.
Kemudian, pada Oktober 2004 hingga Mei 2007, Gus Ipul menjabat sebagai Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal pada Kabinet Indonesia Bersatu.
Saat itu, Gus Ipul dijuluki sebagai menteri yang paling sering "blusukan" di daerah - daerah tertinggal.
Namun, akibat dari konflik di tubuk PKB, Gus Ipul dicopot dari jabatan menterinya itu.
Karena tidak dianggap lagi sebagai representasi PKB lagi maka ia digantikan oleh Lukman Edy yang juga menggantikannnya sebagai Sekjen PKB.
Pada 2008, Gus Ipul terpilih menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur mendampingi Soekarwo.
Pelantikannya dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2009 oleh Menteri Dalam Negeri Mardiyanto.
Lalu, pada 2013, Gus Ipul terpilih lagi menjadi Wakil Gubernur Jawa Timur dan kembali mendampingni Soekarwo.
Dia dilantik pada 12 Februari 2014 di Gedung Negara Grahadi, Jawa Timur oleh Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi.
Pengalaman Organisasi
- Ketua Senat Fisip Unas Jakarta tahun 1988 -1990
- Ketua HMI Cabang Jakarta tahun 1990-1992
- Pengurus Pusat IPNU tahun 1992-1994
- Ketua Pimpinan Pusat IPNU, tahun 1990-1995
- Wakil Sekjend PP GP Ansor tahun 1995
- Sekretaris Jendral AMNU
- Sekretaris Jendral DPP Partai Kebangkitan Bangsa Th 2002-2004
- Ketua Umum PP GP Ansor tahun 2000-2005
- Ketua Umum PP GP Ansor tahun 2005-sekarang
Riwayat Karier
- Wartawan Tabloid Detik (1996-1997)
- Koordinator Liputan Tabloid Simponi (1997-1998)
- Direktur CV Fatma Press (1997)
- Pemimpin Redaksi Harian Masyarakat Baru (1998)
- Anggota DPR dari PDI Perjuangan (1999-2002)
- Anggota DPR dari PKB (2002-2004)
- Menteri Negara Pembangunan Daerah Tinggal RI (2004-2007)
- Wakil Gubernur Jawa Timur (2009-2019)
Penghargaan
- Lencana Melati (Pramuka) (2011)
- Bintang Mahaputera Adipradana (2014)
- Wredatama Nugraha Utama (2014)
Harta Kekayaan
Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Gus Ipul tercatat memiliki harta sebanyak Rp24 miliar.
Harta kekayaan milik Gus Ipul itu terakhir dilaporkan pada 14 Maret 2023 untuk periodik 2022.
Berikut selengkpanya rincian harta kekayaan Gus Ipul, dikutip dari laman elhkpn.kpk.go.id:
TANAH DAN BANGUNAN Rp. 15.151.898.000
1. Tanah Seluas 3670 m2 di KAB / KOTA KOTA JAKARTA SELATAN, HASIL SENDIRI Rp. 7.985.920.000
2. Tanah dan Bangunan Seluas 311 m2/250 m2 di KAB / KOTA KOTA DEPOK , HASIL SENDIRI Rp. 2.000.000.000
3. Bangunan Seluas 102 m2 di KAB / KOTA KOTA SURABAYA , HASIL SENDIRI Rp. 2.500.000.000
4. Tanah dan Bangunan Seluas 377 m2/250 m2 di KAB / KOTA JOMBANG, HASIL SENDIRI Rp. 255.788.000
5. Tanah Seluas 660 m2 di KAB / KOTA JOMBANG, HASIL SENDIRI Rp. 410.190.000
6. Tanah dan Bangunan Seluas 3850 m2/1000 m2 di KAB / KOTA PASURUAN, HASIL SENDIRI Rp. 2.000.000.000
ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp. 870.000.000
1. MOBIL, TOYOTA INNOVA Tahun 2004, HASIL SENDIRI Rp.120.000.000
2. MOBIL, TOYOTA ALPARD G Tahun 2019, HASIL SENDIRI Rp.750.000.000
HARTA BERGERAK LAINNYA Rp. 600.000.000
SURAT BERHARGA Rp. 3.000.000.000
KAS DAN SETARA KAS Rp. 5.148.478.467
HARTA LAINNYA Rp. ----
Sub Total Rp. 24.770.376.467
HUTANG Rp. 162.000.000
TOTAL HARTA KEKAYAAN Rp. 24.608.376.467
(Tribunnews.com/Rifqah) (Tribunnewswiki.com/Alfitria)