TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berikut profil Lodewijk Paulus, mantan jenderal Kopassus TNI AD yang pimpin Rapat Paripurna DPR RI untuk menyetujui proses naturalisasi pemain keturunan, Eliano Reijnders dan Mees Hilgers, Kamis (19/9/2024).
Lodewijk yang memimpin Rapat Paripurna meminta persetujuan kembali kepada para anggota rapat paripurna soal status kewarganegaraan Eliano dan Mees itu.
"Sesuai hasil pembahasan Komisi III dan Komisi X DPR RI yang memutuskan menyetujui pemberian pertimbangan kewarganegaraan Republik Indonesia kepada saudara Eliano Johannes Reijnders dan Mees Victor Joseph Hilgers. Sehubungan dengan itu, kami meminta persetujuan pada rapat paripurna hari ini apakah permohonan pemberian pertimbangan kewarganegaraan RI atas nama saudara Eliano Johannes Reijnders dan Mees Victor Joseph Hilgers dapat disetujui?," tanya Lodewijk.
"Setuju," jawab kompak anggota yang hadir.
Siapa sebenarnya sosok Lodewijk F Paulus?
Lodewijk adalah politikus dari Partai Golkar ini berlatar belakang militer TNI Angkatan Darat.
Ia adalah lulusan dari Akademi Militer tahun 1981.
Sepanjang kariernya ia telah menjalani berbagai penugasan militer, dan menduduki berbagai jabatan strategis.
Mulai dari Direktur Latihan Kodiklat TNI-AD (2007-2009), Danjen Kopassus (2009-2011), dan Pangdam I/Bukit Barisan (September 2011-Juni 2013). Jabatan terakhir putera Manado kelahiran 27 Juli 1957 ini adalah Komandan Kodiklat pada 5 Juni 2013 hingga 25 Juli 2015.
Karier politik dimulai selepas Lodewijk pensiun dari TNI dengan pangkat terakhir letnan jenderal pada 2015. Ia bergabung dengan Partai Golkar hingga menjabat Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar periode 2019-2024.
Dalam pemilu legislatif 2019 Lodewijk terpilih sebagai Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Lampung I. Ia duduk di Komisi I DPR RI yang membidangi masalah pertahanan, luar negeri, komunikasi dan informatika, serta intelijen.
Pada 30 September 2021 Lodewijk resmi ditetapkan sebagai Wakil Ketua DPR RI masa jabatan 2019-2024 menggantikan Azis Syamsuddin yang mengundurkan diri usai berstatus tersangka kasus korupsi.
Lodewijk Freidrich Paulus lahir di Manado pada 27 Juli 1957 dari keluarga Minahasa pasangan Estefanus Jeremias dan Len Bagij. Masa kecil dan pendidikan dasar Lodewijk dijalaninya di kota kelahirannya.
Ia mengawali pendidikan dasar di SD Muhammadiyah pada 1964, dan pendidikan menengah di SMP Negeri 2 Manado hingga lulus pada 1973. Dari Manado ia pindah ke Kota Palu untuk melanjutkan pendidikan di SMA Negeri Palu hingga lulus pada 1976.
Setelah lulus SMA Lodewijk menyebrang ke pulau Jawa untuk mendaftarkan diri dan diterima sebagai siswa di AKABRI atau Akademi Milinter Nasional (AMN) bagian darat di Magelang, Jawa Tengah.
Setelah lulus dari AKBRI tahun 1981 Lodewijk mengikuti kursus singkat bidang infanteri selama beberapa bulan. Selanjutnya ia bergabung dengan kesatuan Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha, kini disebut Kopassus).
Lodewijk merupakan seorang muslim. Ia menjadi mualaf (berpindah agama menjadi muslim) dari agama Kristen ketika berpangkat mayor, selang dua tahun sebelum ia menikah.
Lodewijk menikah dengan Meria Agustina, dan dikarunia dua orang anak. Anak pertama diberi nama Raihan Akbar Pratama lahir pada 1998, dan anak kedua bernama Rafi Farhan Perkasa lahir pada 2001.
Proses naturalisasi
Setelah mendapatkan persetujuan dari DPR RI, tahapan selanjutnya, Mees dan Eliano tinggal menunggu Keppres dan pengambilan sumpah.
Untuk pengambilan sumpah akan dilaksanakan di Belanda pada Senin mendatang.
Pengambilan sumpah dilakukan di Belanda karena kedua pemain masih dalam kesibukkan membela klubnya dan bukan pada fase FIFA Matchday.
Seperti diketahui, Elinao dan Mess Hilgers dikebut proses naturalisasinya agar bisa segera didaftarkan untuk bisa memperkuat skuad Garuda saat away ke markas Bahrain dan China pada 10 dan 15 Oktober 2024.
Seperti diketahui, skuad Garuda kini tengah berjuang pada putaran ketiga Kualifikasi PIala Dunia 2026 Zona Asia Grup C.
Jay Idzes dkk. sejauh ini sudah mengumpulkan dua poin hasil dari dua laga imbang kontra Arab Saudi dan Australia.
FIFA tak batasi pemain naturalisasi
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir turut melaporkan terkait pemain naturalisasi keturunan yang kini masif dilakukan untuk memperkuat Timnas Indonesia kepada Menteri Hukum dan HAM, Supratman Andi Agtas di Kantor Kemenkumham, Kuningan, Jakarta, Kamis (19/9/2024).
Sebelumnya dalam raker proses naturalisasi Eliano dan Mees Hilgers, salah satu anggota DPRI RI dari fraksi Gerindra, Nuroji sempat mempertanyakan terkait banyaknya pemain naturalisasi.
Nuroji mengaku setuju saja dengan naturalisasi, hanya saja ia tidak setuju dengan jumlah pemain naturalisasi yang lebih banyak dari pemain lokal itu sendiri,
Erick Thohir menjelaskan bahwa naturalisasi diperbolehkan FIFA tanpa adanya batasan jumlah pemain, asalkan sesuai dengan syarat-syarat penting lainnya seperti mempunyai darah keturunan atau sudah bermain di Liganya selama lima tahun.
“Saya rasa di era demokrasi perbedaan pendapat itu sebuah yang maklum. Tetapi saya dari PSSI dan saya yakin Pak Menteri, Pemerintah, kita harus mempunyai target untuk perbaikan prestasi timnas. Itu yang utama,” kata Erick Thohir dalam sesi konferensi pers.
Pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN tersebut bahkan menjelaskan cara naturalisasi juga dilakukan oleh negara-negara besar seperti Belanda, Prancis dan Spanyol.
Apa yang dilakukan mereka juga bertujuan untuk meningkatkan prestasi.
“Cara-caranya pun terhormat. Kenapa? Aturan FIFA menjelaskan setiap negara boleh menaturalisasi semua pemain. Kita bisa lihat tim nasional Belanda sendiri, itu banyak keturunan Suriname."
"Pemain tim nasional Perancis juga banyak dari negara tentu koloninya mereka, Amerika sendiri banyak yang last timnya Spanyol."
"Tim nasional Spanyol juga pernah menarik Diego Costa dari Brasil Tim nasional Italia pernah juga menarik pemain Argentina,” terang Erick.
“Bola itu merupakan event global dan semua terbuka menurut aturan FIFA. Yaitu pemain naturalisasi yang bermain di liganya selama 5 tahun atau yang punya darah bapak, ibu, kakek, nenek,”
“Nah kebetulan saya dan Pak Menteri komitmen sama. Kami ingin memfokuskan semua talenta terbaik bangsa Indonesia yang ada di luar negeri untuk memperkuat tim nasional. yaitu pilihannya yang mempunyai darah Indonesia,” pungkasnya.