TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri memperkenalkan Pancasila saat kunjungan ke St Petersburg, Rusia dan Samarkand, Uzbekistan.
Terkait hal tersebut Anggota Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Bidang Strtaegi Hubungan Luar Negeri, Darmansjah Djumala mengatakan kunjungan Presiden kelima RI tersebut sarat makna ideologis.
Apalagi kunjungan teesebut dinilai tepat waktu karena PBB melalui UNESCO telah mengakui pidato Bung Karno tentang Pancasila di PBB pada 1960 yang berjudul “To Build the World" sebagai Memory of the World atau Warisan Arsip Dunia.
Baca juga: Megawati Persembahkan Gelar Profesor Kehormatan di Uzbekistan untuk Rakyat Sumber Kebudayaan
Dengan penganugerahan PBB itu, publik internasional menjadi lebih mudah mengakses arsip teks pidato Bung Karno sebagai referensi untuk pengembangan studi terkait bidang tugas UNESCO, seperti pendidikan.
”Perjalanan Megawati ke Rusia dan Uzbekistan merupakan muhibah ideologis yang mempromosikan Pancasila sebagai ideologi perdamaian yang kental dengan nilai kemanusiaan dalam hubungan internasional. Muhibah itu adalah langkah diplomasi Megawati untuk memperkenalkan Pancasila itu di panggung internasional," kata Darmansjah dalam pernyataannya, Sabtu(21/9/2024).
Diketahui selama di Rusia, Megawati antara lain memberikan kuliah umum di kampus Saint Petersburg State University, mengadakan pertemuan dengan Rektor Universitas Saint Petersburg Profesor Nikolay Kropachev dan menjadi pembicara kunci di Forum Rektor Universitas se-Rusia.
Sementara di Uzbekistan, Megawati menerima gelar profesor kehormatan dari Silk Road University, Samarkand, menanam pohon dan penandatangan prasasti Soekarno Garden di Silk Road Tourism Complex, dan berziarah ke makam Imam Besar Al Bukhari.
Darmansjah yang pernah menjabat sebagai Dubes Indonesia untuk Austria dan PBB di Wina ini juga menyebut penganugerahan PBB itu membuka peluang bagi diplomasi Indonesia untuk mempromosikan Pancasila sebagai ideologi perdamaian yang mengandung nilai-nilai universal.
Baca juga: Pertemuan Megawati-Prabowo Jadi Kans PDIP Masuk Kabinet, Puan: Tidak Ada yang Tidak Mungkin
Pada konteks itulah lanjutnya kunjungan Megawati ke Rusia bisa dimaknai sebagai langkah diplomasi Pancasila di panggung internasional.
Megawati membawa pesan ideologis, bahwa Pancasila dengan nilai-nilai luhurnya bisa menginspirasi pemimpin dunia dalam mengelola tata dunia baru dengan mengedepankan nilai kemanusiaan, musyawarah dan gotong royong, seperti inti ajaran Pancasila ajaran Bung Karno.
Pada bagian lain Darmansyah menggarisbawahi makna ideologis dari kunjungan Megawati ke Uzbekistan. Ziarah Megawati ke makam Imam Bukhari juga sarat makna ideologis.
Sejarah mencatat, Bung Karno yang mendesak pemimpin komunis Uni Soviet (sekarang Rusia) Nikita Khrushchev untuk menemukan kembali makam Imam Besar itu agar umat Islam sedunia dapat berziarah dan menghormati jasa-jasanya dalam syiar Islam.
Dalam pandangan Darmansjah itulah sumbangsih Bung Karno bagi dunia Islam. Desakan Bung Karno kepada pemimpin Uni Soviet untuk memuliakan Imam Bukhari saat itu adalah manifestasi nilai Ketuhanan yang terkandung dalam sila pertama Pancasila.
"Ziarah Megawati ke makam Imam Besar Bukhari dapat dinilai sebagai manifestasi komitmen Indonesia terhadap ajaran mulia agama Islam yang menginspirasi Pancasila sebagai falsafah, dasar dan ideologi bangsa," ujarnya.