Gelar Pertemuan dengan Asosiasi, Kementerian Agama Bahas Pengawasan Visa Non-Haji
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama RI menggelar pertemuan koordinasi persiapan penyelenggaraan ibadah haji khusus tahun 1446 H/2025.
Pertemuan ini diadakan di Ruang Sidang 1 Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama RI, Kamis (26/9/2024).
Pertemuan ini dihadiri oleh Dirjen PHU Hilman Latief, Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama RI, Kapuskes Haji RI, Konsul Haji Jedah dan 11 asosiasi.
Dalam rapat tersebut, Kemenag mengungkapkan rencana untuk mengadvokasi jemaah yang ditahan Pemerintah Arab Saudi karena menggunakan visa nonhaji.
Pemerintah bakal menindak tegas pelaku yang memberangkatkan jemaah di luar kuota.
Asosiasi Kebersamaan Pengusaha Travel Haji Umrah (BERSATHU) mendukung langkah Pemerintah tersebut.
“Kami tentu menyambut baik arahan dari pemerintah, memang sudah saatnya pemerintah melakukan tindakan nyata terhadap para pelaku yang memberangkatkan jemaah di luar kuota yang sudah ditentukan pemerintah," ujar BERSATHU Rizky Sembada melalui keterangan tertulis, Jumat (27/9/2024).
"Sudah seharusnya para pelaku mendapat tindakan hukum atas apa yang dilakukan," kata Rizky.
Pertemuan tersebut juga membahas kesehatan para jemaah haji.
Ketua Harian BERSATHU, Farid Aljawi, mengatakan pihaknya siap mendukung upaya pemerintah dalam mensosialisasikan pentingnya kesehatan jemaah haji.
Seluruh jemaah haji yang akan berangkat akan melalui proses pemeriksaan kesehatan yang ketat.
Sehingga dalam melaksanakan ibadah haji masuk dalam kategori istito'ah atau mampu.
"Jika jemaah mampu secara kesehatan fisik maupun psikologi maka pemerintah tidak terlalu banyak PR terhadap pengawasan kegiatan jemaah haji. Melalui kegiatan ini masalah kesehatan jemaah menjadi teratasi dengan baik, sehingga jemaah dapat maksimal dalam pelaksanaan ibadahnya," ucap Farid.
Berdasarkan pengalaman 2 tahun terakhir banyak jemaah haji yang meninggal dunia disebabkan oleh penyakit pneumonia atau radang paru-paru.
Cuaca yang sangat panas di Saudi Arabia dan jemaah tidak siap dalam menghadapi kondisi ini karena banyak faktor, menjadi penyebab-penyebab terjadinya pneumonia atau penyakit lainnya.