TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memerangi deforestasi dan mendorong kehutanan berkelanjutan di Indonesia secara efektif, memerlukan upaya untuk mengatasi beberapa tantangan potensial.
Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Sekolah Kehutanan Menengah Atas (IKA SKMA), Irwan Fecho mengatakan, untuk mengatasi masalah ini memerlukan solusi terpadu yang mencakup strategi hukum, teknologi, ekonomi, dan sosial.
"Penerapan solusi-solusi ini memerlukan pendekatan terkoordinasi yang melibatkan tindakan pemerintah, partisipasi masyarakat, kerja sama internasional, dan keterlibatan sektor swasta," kata Irwan kepada Tribun, Jumat (4/10/2024).
Dengan mengatasi tantangan-tantangan melalui strategi yang ditargetkan, Irwan menyakini, Indonesia dapat mencapai kemajuan yang signifikan dalam memerangi deforestasi dan mendorong kehutanan berkelanjutan, sehingga menghasilkan hasil lingkungan, ekonomi, dan sosial yang lebih baik.
Berikut tantangan dan solusinya:
1. Penegakan Hukum yang Tidak Memadai
Irwan menilai, meskipun memiliki kerangka hukum yang kuat, Indonesia sering mengalami kesulitan dalam penegakan hukum kehutanan karena keterbatasan sumber daya, korupsi, dan luasnya wilayah yang sulit diawasi.
Solusi:
* Mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk meningkatkan kapasitas lembaga penegak hukum, termasuk memberikan gaji yang lebih baik bagi pejabat kehutanan untuk mengurangiinsentif korupsi.
* Menerapkan teknologi pemantauan canggih seperti citra satelit dan drone untuk mencakupwilayah yang lebih luas dengan sumber daya yang lebih sedikit.
* Memperkuat kemitraan dengan badan-badan penegak hukum internasional untuk meningkatkan kapasitas pemantauan dan penegakan hukum.
2. Tekanan Ekonomi dan Konflik Pertanahan
Menurut Irwan, manfaat ekonomi dari deforestasi, seperti pendapatan dari penebangan dan pembukaan lahan untuk pertanian, sering kali lebih besar daripada manfaat dari konservasi hutan.
"Selain itu, permasalahan kepemilikan lahan yang tidak terselesaikan sering kali menimbulkan konflik," kata Iwan yang juga menjabat sebagai Wasekjen Partai Demokrat.
Solusi:
* Mengembangkan insentif ekonomi seperti pembayaran jasa ekosistem (PES) yangmemberikan kompensasi kepada pemilik lahan dan masyarakat karena menjaga keutuhanhutan.
* Menerapkan sistem sertifikasi tanah yang lebih efisien untuk menyelesaikan perselisihan dan mengakui hak-hak adat atas tanah, sehingga mengurangi konflik dan penggunaan tanah tanpa izin.
* Mendukung transisi menuju praktik pertanian berkelanjutan yang meningkatkan hasil panentanpa memperluas lahan, seperti agroforestri.
3. Kurangnya Keterlibatan Masyarakat Lokal
Masyarakat lokal sering kali merasa tidak terhubung dengan keputusan yang diambil mengenai penggunaan lahan di wilayah mereka, sehingga dapat menimbulkan penolakan terhadap inisiatif konservasi dan bahkan keterlibatan dalam kegiatan ilegal.
Solusi:
* Memperluas program perhutanan sosial yang memberdayakan masyarakat untuk mengelolasumber daya hutan secara berkelanjutan.
* Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada anggota masyarakat mengenai praktikberkelanjutan dan manfaat konservasi.
* Melibatkan pemimpin lokal dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan untuk memastikan bahwa strategi konservasi sesuai dengan budaya dan diterima secara luas.
4. Ketergantungan Ekonomi Global
Perekonomian Indonesia sangat bergantung pada ekspor seperti minyak sawit dan kayu, yang terkait dengan deforestasi.
Mengurangi deforestasi mungkin berdampak pada sektor-sektor ekonomi ini.
Solusi:
* Mendorong diversifikasi ekonomi di wilayah yang bergantung pada industri yang banyakmelakukan deforestasi.
* Mempromosikan dan mewajibkan sertifikasi untuk minyak sawit dan produk kayu untukmemastikan produk tersebut memenuhi standar keberlanjutan internasional, sehinggamempertahankan pasar ekspor sekaligus mengurangi dampak lingkungan.
* Bekerja sama dengan badan-badan internasional untuk memastikan bahwa perjanjian perdagangan mencakup klausul lingkungan hidup yang kuat yang mendukung praktik produksi berkelanjutan.
5. Dampak Perubahan Iklim
Perubahan iklim memperburuk tekanan terhadap hutan Indonesia melalui peningkatan frekuensi kebakaran hutan dan perubahan pola curah hujan, yang dapat menghambat upaya reboisasi.
Solusi:
* Fokus pada penanaman spesies yang beragam dan tahan iklim untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi di kawasan yang dihutankan kembali.
* Mengembangkan strategi pengelolaan kebakaran dan kekeringan yang komprehensif yang mencakup sistem peringatan dini dan kemampuan tanggap cepat.
* Mencari dukungan internasional untuk proyek adaptasi skala besar yang bertujuan membuat praktik kehutanan lebih tahan terhadap perubahan iklim.