TNI AU sendiri sering menyebutnya sebagai Satuan Peluru Kendali (Satrudal) NASAMS TNI AU.
Dimana Satrudal NASAMS TNI AU ini merupakan sistem pertahanan udara untuk melindungi Ibu Kota Jakarta dengan persenjataan rudal jarak menengah.
Sistem pertahanan udara TNI AU itu terdiri dari radar, peluncur rudal, dan pos komando untuk mendeteksi ancaman serta mengeksekusi dengan rudal Advanced Medium Range Air to Air Missile (AMRAAM).
Konsepnya Sama dengan Iron Dome Israel
Konsepnya sama seperti Iron Dome Israel, maka Iron Dome versi TNI AU ini memantau mengidentifikasi, dan mengeliminasi sasaran berupa pesawat tempur, helikopter, rudal jelajah, dan drona (UAV) yang mendekati Ibu Kota.
Dilaporkan jarak tembak NASAMS 50 sampai dengan 70 km.
Mengutip dari kemhan.go.id, NASAMS didesain untuk memberikan perlindungan terhadap asset–asset penting dan obyek vital bernilai strategis dari serangan udara
Oleh karenanya, beberapa negara lain juga menggunakannya.
Misalnya Amerika Serikat (AS) yang menempatkan NASAMS untuk melindungi obyek vital di Washington DC, termasuk Gedung Putih
NASAMS adalah sebuah system pertahanan udara terintegrasi yang menggunakan rudal sebagai sarana penghancur sasaran di udara, dengan dukungan radar dan command post sebagai sarana deteksi dan eksekusi target.
Kemampuan NASAMS mengeliminasi sasaran di udara meliputi cruise missile, air to ground missile, fighter / fighter bomber, unmanned aerial vehicle dan helicopter.
Kemampuan ini sudah banyak terbukti dan teruji di beberapa medan pertempuran dan digunakan oleh beberapa negara di dunia.
NASAMS didesain untuk memberikan perlindungan terhadap asset–asset penting dan obyek vital bernilai strategis dari serangan udara.
NASAMS juga dilengkapi dengan kemampuan deteksi, identifikasi dan tracking terhadap target serta kemampuan mendeteksi adanya jammer yang dapat mengganggu operasional system NASAMS.
Secara garis besar, NASAMS terdiri atas Radar, Rudal dengan peluncurnya, Command Post dan sarana komunikasi.