TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari berbicara mengenai penyusunan Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Dua hari ini, 14-15 Oktober 2024, Prabowo memanggil para calon Menteri, Wakil Menteri dan Kepala badan ke Kediamannya di Kertanegara.
Sejauh ini belum ada kader dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang turut dipanggil Prabowo di Kertanegara.
Apakah PDIP akan bergabung dalam Pemerintahan Prabowo-Gibran?
Selama ini diungkapkan sangat tergantung pada pertemuan Prabowo dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Namun hingga saat ini masih belum juga terjadi.
"Sampai hari ini kan tidak ada pertemuan antara Prabowo dan Megawati. Menurut saya harusnya ada pertemuan dulu, ada komunikasi, ada kesepakatan, ada kesepahaman politik," ujar Qodari saat berbincang dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dalam program 'Ngobrol Bareng Cak Febby (Ngocak),' di Studio Tribun Network, Jakarta Pusat, Senin (14/10/2024).
"Nah kalau belum ketemu kapan kesepakatannya? Kapan kesepahamannya? Dan pertemuan itu menurut saya sangat penting sekali karena antara Prabowo dengan Megawati ini sudah sangat lama tidak ketemu, sudah dua tahun," jelas Qodari.
Kalau pun PDIP mau gabung, menurut dia, Megawati harus datang ke Kertanegara mengingat Prabowo kini sebagai Presiden terpilih RI.
"Tapi apakah Ibu Mega mau atau tidak?"
"Selama ini ya jangan-jangan gak mau. Selama ini kan selalu Pak Prabowo yang datang ke Teuku Umar.Bahkan menurut saya minta ketemu di titik tengah pun, titik netral pun misalnya di restoran mana menurut saya juga gak pas. Karena ini presiden terpilih," jelasnya.
Dia juga mempertanyakan apakah Megawati dan PDIP mau menerika Jokowi dan Gibran jika ingin bergabung ke dalam pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Problem pertemuan itu bukan di Pak Prabowo, problem itu ada di Ibu Mega, problem itu ada di PDIP, problem itu ada di Teuku Umar."
"Pertama, mau gak terima Pak Jokowi sebagai bagian dari Pak Prabowo, Mau gak menerima Mas Gibran sebagai bagian dari Pak Prabowo."
"Sampai hari ini PDIP belum pernah menarik, belum pernah menarik saya ulangi lagi belum pernah menarik gugatan yang mereka ajukan ke PTUN yang intinya meminta agar pencalonan Gibran itu dibatalkan," ucapnya.