News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kabinet Prabowo Gibran

PDIP Tawarkan Beberapa Agenda Strategis ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pekerja menyelesaikan pemasangan foto bergambar Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka ke dalam bingkai di Sentra Pigura, Jalan Katapang Kaler, Kelurahan Malabar, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (8/5/2024). Meskipun pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih 2024 baru akan dilaksanakan pada 20 Oktober mendatang, namun foto pasangan Probowo-Gibran sudah banyak dijual pedagan pigura di Kota Bandung. Sentra Pigura menyediakan tiga ukuran bingkai foto Probowo-Gibran, yakni ukuran 25x35 cm dijual Rp 175.000 per satu set, 35x50 cm harga Rp 300.000 per pasang, dan 50x65 cm harga Rp 900.000 per pasang. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR RI fraksi PDIP, Said Abdullah menawarkan beberapa agenda strategis bagi Pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Pertama, kata dia, Pemerintahan Prabowo perlu menurunkan tingkat kemiskinan dan kesenjangan sosial menjadi agenda paling penting.

Menurut Said, selama sepuluh tahun terakhir, laju penurunan kemiskinan dan kesenjangan sosial masih belum progresif. 

Pada tahun 2014 tingkat kemiskinan mencapai 10,96 persen, lalu pada Maret 2024 penduduk miskin mencapai 9,03 persen.

"Selama 10 tahun tingkat kemiskinan hanya turun 1,93 persen, apalagi kita juga menghadapi penurunan jumlah kelas menengah yang mencapai 9 juta jiwa," kata Said kepada wartawan pada Sabtu (19/10/2024).

Said menjelaskan, pada tahun 2014 tingkat kesenjangan sosial (rasio gini) mencapai 0,414 dan pada Maret 2024 di level 0,379 atau turun 0,035. 

Dia meminta Prabowo fokus menurunkan tingkat kemiskinan dan kesenjangan sosial lebih progresif dengan orkestrasi kebijakan yang komprehensif, mulai dari pendidikan, kesehatan, bantuan sosial, sanitasi, perumahan, hingga lapangan kerja.

Kedua, kata Said, Prabowo perlu memberi perhatian besar untuk perbaikan sumber daya manusia, khususnya pada sektor pendidikan. 

Sebab, sejak mandatori anggaran pendidikan 20 persen dari belanja negara di tahun 2003 sampai sekarang, mayoritas angkatan kerja sebanyak 149 juta, 54 persennya hanya lulusan SMP ke bawah.

"Akibatnya kita tidak bisa mengoptimalkan bonus demografi untuk mendorong lompatan perekonomian nasional dari negara berpendapatan menengah bawah menjadi negara berpendapatan menengah atas, apalagi menjadi high income country," ucap Said.

Baca juga: Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran Dinilai Gemuk Struktur Dibanding Kepemimpinan Jokowi

Ketiga, lanjut dia, selama 10 tahun terakhir Indonesia belum bisa keluar dari ketergantungan Impor Pangan dan Energi. 

Padahal, keduanya adalah hal pokok yang menyangkut ketahanan dan kemandirian sebuah bangsa dan negara. 

Menurut Said, selama periode 2014-2023 defisit perdagangan internasional pada sektor pertanian sangat besar.

"Ekspor sektor pertanian kita mencapai 61,4 miliar USD, sedangkan impor kita mencapai 98,46 miliar USD defisit sebesar 37, miliar USD. Dengan kurs Rp 15.400 nilai impor hasil pertanian kita mencapai Rp 569,8 triliun," jelasnya.

Dia menuturkan, pada periode 2014-2023 impor migas mencapai angka fantastis, yakni 278,5 miliar USD, dengan kurs Rp 15.400/ USD, maka nilai impor migas 9 tahun terakhir mencapai Rp 4.288,9 triliun.

"Menghadapi persoalan ini tidak mudah, melibatkan berbagai kepentingan ekonomi politik nasional dan internasional. Dan hal inilah yang akan menjadi tantangan Presiden Prabowo ke depan," ungkap Said.

 

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini