TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas mengatakan berdasarkan pada pidato Prabowo sebagai Presiden RI periode 2024-2029 tentang hakikat kekuasaan dan peruntukannya.
Hal itu harus benar-benar bisa dipahami secara baik oleh para menteri, wakil menteri serta kepala badan dan lembaga yang ada.
Karena disanalah, menurutnya letak salah satu persoalan besar selama ini dimana kebanyakan dari para pemimpin tersebut telah menjadikan kekuasaan yang ada padanya menjadi miliknya.
“Sehingga rakyat telah mereka buat untuk mengabdi kepadanya dan bila ada yang menentang maka pihak aparat turun untuk membungkam sehingga pemerintahan yang ada terkesan berbaju demokrasi tetapi berhati totalitarian,” kata Anwar Abbas dalam keterangan tertulisnya kepada Tribunnews.com, Rabu (23/10/2024).
Hal inilah yang menurutnya dirasakan oleh Presiden Prabowo sebagai sesuatu yang tidak pas dengan falsafah dan jati diri bangsa.
Oleh karena itu, Prabowo lewat pidatonya ingin menyadarkan seluruh warga bangsa dan para pemimpin di negeri ini agar ingat bahwa yang namanya kekuasaan itu adalah milik rakyat bukan milik dari para pemimpin.
“Kedaulatan yang harus kita hormati dan junjung tinggi itu adalah kedaulatan rakyat bukan kedaulatan penguasa dan atau pengusaha. Hal ini menurut Prabowo harus benar-benar dipahami dengan baik terutama oleh seluruh pemimpin di negeri ini,” lanjutnya.
Baca juga: Kucing Kesayangan Presiden Prabowo, Bobby Kertanegara Viral, Dijuluki Kucing Kasta Tertinggi
Mereka para pemimpin negeri kata Anwar Abbas harus sadar bahwa mereka bisa berkuasa adalah karena seizin rakyat.
“Oleh karena itu dalam menjalankan tugas dan kekuasaan semuanya haruslah diorientasikan untuk kepentingan rakyat. Jadi seorang pemimpin itu menurut Prabowo dalam setiap tingkatannya harus selalu ingat bahwa pekerjaan mereka haruslah untuk rakyat bukan untuk diri dan atau kerabat mereka sendiri dan juga bukan untuk para pemimpin dan atau atasan mereka,” jelasnya.
Menurutnya pemimpin yang diharapkan Presiden Prabowo bekerja untuk rakyat. Tetapi pemimpin seperti ini pulalah hari-hari ini yang sangat sulit didapatkan karena kebanyakan mereka telah menjadi pemimpin yang materialistik dan hedonistik.
“Padahal 25,2 juta rakyat kita sekarang ini masih saja hidup dalam keadaan dililit dan dibalut oleh kemiskinan. Disinilah kita lihat arti penting kehadiran Prabowo karena dia tampak sangat tahu dan mengerti sekali akan persoalan yang dihadapi oleh para pemimpin dan bangsanya. Semoga saja pemerintahan presiden Prabowo benar-benar bisa membawa perubahan terhadap nasib rakyat dan perjalanan bangsa ini,” tandasnya.