TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran berisi lebih dari 100 menteri dan wakil menteri dianggap sebagai satu di antara yang terbesar dalam sejarah Indonesia pasca-Reformasi.
Ukuran kabinet yang besar ini tidak hanya menjadi sorotan, tetapi juga berpotensi mempengaruhi jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS), CSIS, Arya Fernandes, menyebutkan kehadiran banyak menteri dapat mendorong DPR untuk mempertimbangkan penambahan jumlah anggota.
Saat ini, DPR terdiri dari 580 anggota, dan adanya kabinet gemuk dapat menciptakan dorongan untuk memperluas jumlah tersebut.
"Karena menterinya banyak, lebih dari 100, saya khawatir di pemilu ke depan, DPR kita akan terdorong untuk menambah jumlah anggota DPR," ungkap Arya dalam paparannya di CSIS Building, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (25/10/2024).
Baca juga: Adian PDIP soal Kabinet Gemuk Prabowo: Terlalu Besar akan Menyulitkan
Menurutnya, alasan di balik potensi penambahan ini terletak pada keinginan untuk menciptakan stabilitas politik dan meningkatkan representasi dalam pengambilan keputusan.
Dalam sistem multipartai yang ada, di mana tidak ada partai yang dominan di DPR, penambahan anggota mungkin dianggap sebagai solusi untuk meningkatkan efektivitas legislasi dan menjaga kepentingan berbagai kelompok di masyarakat.