TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asia Pasifik termasuk Indonesia menjadi kawasan yang bisa berperan mengurangi dampak buruk perubahan iklim.
Sebagai pusat manufaktur dunia dan kawasan dengan pertumbuhan ekonomi tercepat, Asia
Pasifik menghadapi berbagai tantangan.
Salah satu di antaranya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan untuk memitigasi dan berdaptasi dengan perubahan iklim global.
Untuk membahas akselerasi dekarbonisasi di wilayah Asia Pasifik, maka digelar konferensi tahunan Bangun Bangsa pada Jumat (25/10/2024) di Jakarta.
Acara yang bertema “Solidarity in Action: Accelerating Decarbonization across Asia-Pacific” ini digelar Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) dan Bentoel Group.
Berbagai narasumber, mulai dari pejabat pemerintah hingga pelaku industri dan UMKM, berbagi pandangan tentang pentingnya kolaborasi dalam mencapai net zero emissions di seluruh Asia Pasifik.
Di antara para pembicara, hadir Vivi Yulaswati dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Apit Pria Nugraha dari Kementerian Perindustrian, dan perwakilan dari berbagai organisasi seperti PLN, UNIDO, dan USAID.
Diskusi dalam tiga sesi konferensi ini berfokus pada solusi kemitraan antara pemerintah dan swasta, serta tantangan dalam kebijakan dan pendanaan yang dihadapi dalam transisi energi.
Dian Widyanarti, Head of Corporate & Regulatory Affairs Bentoel Group, menekankan pentingnya kolaborasi.
"Masa depan yang berkelanjutan memerlukan upaya kolektif dalam menghadapi tantangan, baik secara lokal maupun regional," ungkapnya dalam siaran tertulis pada Sabtu (26/10/2024).
"Forum ini merupakan langkah awal untuk mendorong perubahan yang signifikan dan menciptakan dampak sosial positif di Indonesia," tambahnya.
Konferensi Bangun Bangsa 2024, edisi kedua yang diselenggarakan Bentoel Group, menjadi platform penting untuk membangun dialog dan kerjasama di sektor keberlanjutan.
Dengan melibatkan semua pemangku kepentingan, Bentoel berkomitmen untuk mendukung upaya dekarbonisasi dan mencapai tujuan net zero emissions di Asia Pasifik.