TRIBUNNEWS.COM - Seorang pengacara bernama Firdaus Oiwobo mengkritik penangkapan Ivan Sugiamto buntut menyuruh anak di SMA Kristen Gloria 2, Surabaya, Jawa Timur untuk sujud dan menggonggong di hadapannya.
Di mata Firdaus, kasus yang menyeret Ivan itu termasuk perkara yang ringan.
Sehingga, menurutnya, Polrestabes Surabaya seharusnya membebaskan Ivan yang saat ini sudah ditahan.
"Untuk Polrestabes Surabaya, tolong itu bebaskan Ivan. Jangan kita melakukan tindakan yang di luar kewenangan tindakan sebagai pejabat atau aparat penegak hukum," ujar Firdaus melalui akun TikTok-nya @firdaus_oiwobo.
Menurut Firdaus, hukuman yang mengancam Ivan hanya dua atau tiga tahun, jadi menurutnya itu termasuk kasus ringan.
Dia pun merasa heran dengan penanganan polisi terhadap Ivan yang terkesan luar biasa, seolah menangkap seorang teroris.
"Ini terlalu luar biasa penanganannya bagaikan teroris, bagaikan orang yang melakukan tindak pidana berat," ucapnya.
Dalam kasus ini, kata Firdaus, polisi seharusnya juga melakukan penindakan terhadap anak dari berinisial ET yang diminta Ivan sujud dan menggonggong, di mana anak itu juga yang diduga telah membully anak Ivan.
Lantaran, menurut Firdaus, harus ada perlakuan yang sama karena anak yang mem-bully itu dianggap sudah melanggar UU ITE.
"Harus ada penerapan equality before the law, azas itu harus ada bahwa masyarakat di mata hukum sama. Anaknya Ivan itu telah di-bully di media sosial loh."
"Nah, anaknya yang mem-bully ini harus ditangkap juga karena dia telah menyalahi aturan dan melanggar UU ITE. Amankan, tangkap gitu loh, harus berimbang," katanya.
Baca juga: Kondisi Keluarga usai Ivan Sugiamto Dipenjara Buntut Paksa Siswa Menggonggong: Takut Keluar Rumah
Maka dari itu, Firdaus meminta agar polisi tidak berlaku berat sebelah dalam menangani kasus ini.
"Jangan Ivan saja yang dihukum, Ivan itu dihukum karena anaknya di-bully di media sosial dengan kalimat rambutnya mirip poodle."
"Jangan mentang-mentang ada tekanan netizen lalu polisi itu seakan-akan tindakannya di luar kewenangannya," tambahnya.
Firdaus pun menekankan kembali, agar polisi tidak menahan Ivan dan segera membebaskannya sebelum ada putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht).
Adapun, Firdaus sendiri memiliki nama lengkap Muhammad Firdaus Oiwobo.
Dari Linkedin-nya, ia menjadi Pengacara di LAW FIRM M FIRDAUS OIWOBO SH & PARTNERS sejak 2018 di wilayah Jabodetabek.
Dari catatan Tribunnews.com, ia juga tercatat sebagai Ketua Ormas Relawan Militan Prabowo. Ia mendukung Prabowo pada Pilpres 2019.
Dia juga pernah melaporkan KPU dan Jokowi atas dugaan manipulasi data saat pemilihan presiden tahun 2019.
Kontroversi terbarunya, ia meminta untuk Gala Sky, anak kandung mending Bibi Ardiansyah dan Vanessa Angel melakukan tes DNA hingga menyebut Pesulap Merah aslinya dukun.
Nasib Anak Ivan
Anak Ivan Sugiamto mengirimkan surat untuk sang ayah yang kini ditahan di Polrestabes Surabaya, Jawa Timur.
Surat yang berisi curhatan anak Ivan itu dibagikan oleh akun @royshakti di media sosial Instagram.
Curhatan anak Ivan itu berisi penyesalan akibat perbuatannya. Dia yang mengadu karena di-bully hingga membuat sang ayah masuk penjara.
Kini anak Ivan bahkan mengaku malu dan takut untuk keluar dari rumah karena banyak yang mengolok-olok dia dan keluarganya setelah kejadian tersebut.
Dalam surat itu, anak Ivan mengaku menyesali perbuatannya yang mengakibatkan keluarganya hancur.
Dia pun berharap jika waktu bisa dipuar kembali, ia tidak akan memberi tahu ayahnya mengenai apa yang dialaminya saat itu.
Dengan begitu, keluarganya sekarang pasti masih baik-baik saja dan bisa berkumpul bersama seperti biasanya.
Berikut selengkapnya isi surat curhatan yang ditulis oleh anak Ivan Sugiamto.
Pa gimana kabare di sana? Aku minta maaf ya pa, gara-gara aku malah papa yang kena masalah.
Kalau waktu bisa diputar kembali, aku pasti enggak bilang ke papa sama ko Dave kalau aku dibully.
Pasti sekarang keluarga baik-baik aja dan masih bisa berkumpul bersama. Gara-gara aku papa di penjara dan papa udah enggak bisa kumpul lagi sama mama dan Excel.
Bahkan, sekarang yang bully satu Indonesia. Sekarang mama sama aku takut dan malu buat keluar rumah karena kalau ketemu orang difoto-foto, dikatain di mana-mana, dipanggil anak pudel, anak penjahat.
Aku tahu semua ini gara-gara aku yang membuat keluarga kita hancur.
Aku salah pa, maafin ya. Gara-gara Excel papa masuk penjara dihujat sama banyak orang padahal papa cuma membela aku.
Aku harus ngapain ya pa? Aku bingung harus ngapain lagi. Aku mau melakukan apapun asal papa enggak disalahin sama orang-orang biar papa enggak dihujat lagi. Kalau aku bisa gantiin posisi papa sekarang, biar aku aja yang dihujat orang-orang di sosmed.
Aku lebih rela dipanggil pudel seumur hidup daripada lihat papa masuk penjara lagi.
Sekarang aku kehilangan sosok papa yang selalu jaga aku dan jaga mama, yang selalu berusaha memberikan terbaik untuk keluarga kita.
Jujur aku malu pa, malu sama diri sendiri, malu sama papa mama sama orang-orang juga.
Aku sebagai anak bukan malah banggain orang tua tapi malah papa masuk penjara karena membela aku.
Sekarang aku bingung harus jaga mama. Karena kan sekarang mama sendirian, aku harus kuat.
Kenapa ya aku harus melibatkan papa. Aku nyesel harus telpon papa saat kejadian itu, aku telpon papa karena aku mikir kalau papa mamanya Ethan kan sudah di situ jadi aku telpon papa aja biar lebih aman.
Sekarang aku cuma bisa berdoa sama tuhan biar tuhan bisa jaga papa di dalam sana, sama biar tuhan ngasih kekuatan buat aku sama mama. Sorry ya pa.
Sekarang aku enggak mau melibatkan siapapun di masalahku lagi pa daripada papa masuk penjara lagi meskipun Excel dibully, papa yang sabar ya.
Aku sekarang harus selesaikan dulu ujian sekolah, setelah itu aku enggak usah sekolah dulu kan aku harus jaga mama. Aku tahu papa itu papa yang baik karena cuma papa yang belain aku.
Dan papa selalu mengasih yang terbaik untukku. Aku kangen sama papa, aku pengen papa mama Excel bisa cepet kumpul lagi kayak dulu. Jangan lupa doa ya pa, i love you.
Papa adalah Pahlawan Excel,
Duduk Perkara
Keributan yang membuat Ivan menjadi tersangka dipicu saling ejek siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya berinisial ET dengan siswa SMA Cita Hati Surabaya berinisial AL (anak Ivan), saat pertandingan basket di mal.
Peristiwa itu terjadi pada 21 Oktober 2024 di depan gerbang sekolah.
Saat itu, ET mengejek AL yang sekolahnya kalah dalam pertandingan basket tersebut.
Siswa SMA Kristen Gloria 2 Surabaya mengejek siswa SMA Cita Hati Surabaya di media sosial (medsos), lewat direct message (DM).
Dalam percakapannya, ET meledek AL seperti poodle.
"Kamu tau poodle itu apa kan," kata ET.
"Pantes gak bro? Bro kita kenal aja engga. Menurutmu sendiri poodle itu apa?" timpal AL.
"Anjing lucu. Search-en," jawab ET.
"Kamu mau ta disamakan sama binatang? iya kamu tak samakan sama anjing mau ta?" kata AL.
Kepada ayahnya, AL mengadukan olokan ET itu.
Karena tidak terima anaknya diolok-olok, Ivan mendatangi SMA Kristen Gloria 2 Surabaya bersama sekelompok orang untuk mencari keberadaan ET untuk menuntut permintaan maaf.
Kedatangan Ivan itu yang kemudian memicu keributan, salah satunya karena menyuruh ET bersujud dan menggonggong.
Melihat sang anak diminta sujud dan menggonggong, ibu ET tidak kuat dan akhirnya pingsan.
Video kejadian tersebut kemudian viral di media sosial (medsos).
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Terkuak Isi Surat Curhat sang Anak ke Ivan Sugiamto, Ngaku Menyesal: Gara-gara Aku, Papa Dipenjara
(Tribunnews.com/Rifqah) (TribunJakarta.com/Satrio Sarwo)