TRIBUNNEWS.COM - Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D. merupakan Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sejak November 2017.
Wanita yang akrab disapa Rita itu memiliki pengalaman profesional yang luas dengan latar belakang akademik sebagai Profesor Geologi Lingkungan dan Mitigasi Bencana.
Baru-baru ini, Dwikorita Karnawati mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap potensi cuaca ekstrem selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 atau Nataru.
Menurutnya, potensi cuaca ekstrem di Indonesia selama periode Nataru dipicu sejumlah faktor peningkatan curah hujan.
"Fenomena La Nina mengakibatkan potensi penambahan curah hujan hingga 20-40 persen. Fenomena ini akan berlangsung mulai akhir tahun 2024 hingga setidaknya April 2025," ucap Kepala BMKG tersebut dalam keterangannya pada Minggu (24/11/2024).
Profil dan Pendidikan
Dwikorita Karnawati lahir di Yogyakarta pada 06 Juni 1964.
Ia diketahui menikah dengan Guru Besar Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan di Universitas Gadjah Mada (UGM) yaitu Prof. Ir. Sigit Priyanto, M.Sc., Ph.D.
Dwikorita Karnawati menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Yogyakarta.
Dikutip dari ppid.bmkg.go.id, wanita berusia 60 tahun itu melanjutkan pendidikan di UGM dan ia berhasil meraih gelar Sarjana Teknik Geologi pada 1988.
Kemudian Dwikorita Karnawati melanjutkan pendidikan S2 di Leeds University, Inggris dan lulus pada 1992.
Baca juga: Bicara di Forum WWF ke-10, Kepala BMKG Ingatkan Pentingnya Sistem Peringatan Dini Bencana
Pada 1996, Kepala BMKG itu menyandang gelar Ph.D of Earth Sciences dari Universitas yang sama yaitu Leeds University.
Dengan latar belakang pendidikan akademik tersebut, Dwikorita Karnawati melanjutkan penelitian tentang Prediksi Bencana Hidrometeorologis dalam Program Post Doctoral di Tokyo University of Agriculture and Technology, Jepang pada 1997.
Pada 2003, ia menerima penghargaan Profesor Leverhulme untuk lebih mengembangkan penelitiannya dalam Sistem Peringatan Dini Longsor Berbasis Masyarakat, di The Institute for Advanced Studies, Bristol University, Inggris.
Pada Oktober 2011, penelitiannya mengenai Sistem Peringatan Dini Longsor Berbasis Partisipasi Masyarakat terpilih sebagai salah satu penelitian terbaik kategori Pengurangan Risiko Bencana Tanah Longsor oleh International Consortium on Landslides (ICL), yang membuat UGM ditunjuk sebagai Pusat Keunggulan Dunia untuk pengurangan risiko bencana tanah longsor.
Selain itu, Dwikorita Karnawati menyabet penghargaan dalam program Penelitian Senior Fulbright untuk mengembangkan Integrasi Sensor Teknis dengan sensor Manusia untuk Sistem Peringatan Dini Tanah Longsor, yang dilakukan di The Visualization Center-Homeland Security Post Graduate Program, di San Diego State University, California, Amerika Serikat pada 2011-2012.
Atas karya-karyanya, ia memperoleh serangkaian hibah penelitian dari Bank Dunia, serta dari Japan International Cooperation Agency (JICA) dan the British Council, yang kemudian mendukung proses pengembangan Sistem Peringatan Dini Multi Bahaya, khususnya yang terkait dengan bencana hidrometeorologi, gempa bumi dan tsunami di Indonesia, berkenaan dengan ketahanan hidup dan perlindungan lingkungan.
Daftar Prestasi:
- The Young Academic Award dari World Bank (1997 – 1998)
- Leverhulme Professorship Award, Institute for Advanced Studies, University of Bris (2002).
- Pustawakawan Berprestasi II dan Laboran Berprestasi 1, Seleksi Nasional Akademisi Berprestasi tahun 2010 UGM Hitachi Scholarship Foundation for Post Doctoral Research (Oct. to Nov 1998).
- Graduate Research Team Grant -World Bank (1991-2001).
- Best paper and best presentation in Joint Convention on Indonesian Association of Geologist – Ind. Assoc. of Geophysicists – Ind. Assoc. of Petroleum Engineers. November 2005.
- Best Paper and Presentation in the International Association of Engineering Geology conference, Nottingham, UK., Sept 2006.
- Delphe (Development of Partnership in Higher Education) – British Councilwith respect to the Research entitled Seismicity and Landslide Hazard Mapping for Community Empowerment in Yogyakarta, Indonesia (2007-2010).
- International Program on Landslide-UNESCO Recognition with respect to the Research entitled Landslide and multi geohazard mapping for community empowerment in Indonesia (2008-2010).
Karier
Dwikorita Karnawati secara konsisten bekerja pada bidang pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia dan Program Pendidikan untuk Mitigasi Bencana sejak 1997.
Kemudian, ia memulai kariernya sebagai dosen yang kemudian menjabat sebagai Rektor Universitas Gadjah Mada periode 2014-2017.
Pada 2014, Dwikorita Karnawati menjadi moderator debat calon wakil presiden (Cawapres).
Pada 2015, ia ditunjuk sebagai Wakil Presiden International Consortium on Landslides (ICL).
Selama menduduki jabatan tersebut, Dwikorita Karnawati aktif mempromosikan dan mengembangkan integrasi sensor teknis dan sensor manusia untuk sistem peringatan dini hidro-meteorologi.
Salah satu inovasi yang ia dan timnya buat itu menjadi referensi internasional (ISO 22327) pada 2018.
Setahun kemudian, Dwikorita Karnawati didapuk sebagai Ketua the Intergovernmental Coordination Group of Indian Ocean Tsunami Warning and Mitigation System (ICG/IOTWMS).
Ia juga dipercayai sebagai koordinator untuk the ASEAN University Network – South East Asia Engineering Education Development Program (AUN Seed Net) di bidang Mitigasi Bencana (yang meliputi bencana hidrometeorologis), antara tahun 2004-2014.
Baca juga: Ingatkan Peristiwa 2020, BMKG Sebut Potensi Bencana Hidrometeorologi Bayangi Momen Libur Nataru
Pada November 2017, Dwikorita Karnawati dilantik sebagai Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG) menggantikan Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc.
Selama menjabat sebagai Kepala BMKG, ia aktif mendorong pengembangan pada bidang Teknologi Sistem Peringatan Dini dan Sistem Prakiraan Berbasis Dampak untuk Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, yang didukung oleh Big Data, Artificial Intelligent (AI), dan Internet of Things (IOT), yang juga terhubung ke media sosial, Mobile Aps dan YouTube.
Selain itu, wanita bergelar Profesor ini juga menjadi pembicara di sejumlah konferensi, pertemuan, dan acara berbagai universitas dan lembaga di Amerika Serikat, Eropa, Australia, Selandia Baru, India, Jepang, Cina, dan Afrika, untuk berbagi praktik terbaik dari pengalamannya dalam Pengurangan Risiko Bencana dan Sistem Peringatan Dini.
Harta Kekayaan
Dwikorita Karnawati tercatat memiliki total harta kekayaan sebesar Rp 11,7 miliar.
Hartanya itu terdaftar di dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) KPK yang dilaporkannya pada tanggal 28 Maret 2024.
Berikut daftar lengkap rincian harta kekayaan milik Dwikorita Karnawati.
DATA HARTA
A. TANAH DAN BANGUNAN Rp. 10.676.372.000
- Tanah Seluas 225 m2 di KAB / KOTA SLEMAN, HASIL SENDIRI Rp. 778.800.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 329 m2/200 m2 di KAB / KOTA SLEMAN, HASIL SENDIRI Rp. 1.782.112.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 400 m2/108 m2 di KAB / KOTA SLEMAN, HASIL SENDIRI Rp. 1.115.460.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 700 m2/555 m2 di KAB / KOTA SLEMAN, HASIL SENDIRI Rp. 7.000.000.000
B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp. 550.000.000
- MOBIL, HONDA CR-V JEEP Tahun 2013, HASIL SENDIRI Rp. 250.000.000
- MOBIL, HONDA CIVIC SEDAN Tahun 2008, HASIL SENDIRI Rp. 150.000.000
- MOBIL, HONDA JAZZ MINIBUS Tahun 2010, HASIL SENDIRI Rp. 150.000.000
C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp. 202.000.000
D. SURAT BERHARGA Rp. ----
E. KAS DAN SETARA KAS Rp. 680.000.000
F. HARTA LAINNYA Rp. ----
Sub Total Rp. 12.108.372.000
G. HUTANG Rp. 354.000.000
H. TOTAL HARTA KEKAYAAN (II-III) Rp. 11.754.372.000
(Tribunnews.com/Falza)