TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Logis 08 Anshar Ilo, menanggapi peristiwa penghinaan Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah, terhadap penjual es.
Menurut dia hal itu tidak elok, mengingat posisi Gus Miftah sebagai utusan khusus presiden.
"Sangat tidak elok seorang pendakwah yang seharusnya menjadi panutan masyarakat justru bersikap seperti itu. Jujur secara pribadi saya teriris hatinya saat menonton video itu, mungkin karena orang tua saya juga berasal dari keluarga tidak mampu," kata Anshar dalam keterangannya, Rabu (4/12/2024).
Sebagai loyalis Prabowo-Gibran di Pilpres 2024, dia meminta Presiden Prabowo Subianto untuk mengevaluasi Gus Miftah dari jabatannya karena tak sejalan lagi dengan visi besar Presiden.
"Biar tidak menganggu jalannya pemerintahan serta merusak reputasi pemerintah maka sebaiknya yang bersangkutan dievaluasi," pungkasnya.
Diketahui, Miftah menjadi sorotan karena videonya yang melontarkan kata-kata kasar kepada pedagang es teh viral di media sosial.
Dalam video tersebut, dia diminta oleh penonton pada acara kajiannya di Magelang, Jawa Tengah, untuk memborong es teh seorang bapak yang berdagang saat kajiannya tersebut.
Miftah yang sedang duduk di panggung menanyakan jumlah dagangan bapak penjual es teh tersebut dan kemudian mengucapkan kata kasar.
"Oh kon mborong, es tehmu jik okeh po ra? (Oh disuruh borong, es tehmu masih banyak atau tidak?) masih? Yo kono didol goblok (Ya sana dijual bodoh)," ucap Gus Miftah kepada pedagang es teh dalam potongan video tersebut.