TRIBUNNEWS.COM - Prof. Yasonna Hamonangan Laoly, S.H., M.Sc., Ph.D. lebih dikenal dengan nama Yasonna Laoly.
Yasonna Laoly adalah mantan Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) dua periode di Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Pria kelahiran Tapanuli Tengah, Sumatra Utara (Sumut) ini diangkat sebagai Guru Besar Ilmu Kriminologi Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK).
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tersebut juga pernah menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia di Komisi II pada periode 2004–2009
Dilansir laman yasonnahlaoly.com, nama Yasonna diambil dari bahasa Nias ‘Yaso Nasa’, yang berarti ‘masih ada lagi’.
Harapan ayahnya agar setelah kelahiran Yasonna, masih ada lagi adik-adik Yasonna yang akan terlahir.
Hamonangan dalam bahasa Batak berarti ‘kemenangan’.
Sementara, Laoly adalah salah satu marga dalam masyarakat Nias.
Yasonna Laoly berasal dari dua etnis yang berbeda.
Ayah Yasonna Laoly bersuku Nias bernama F. Laoly memiliki latar belakang polisi, dengan pangkat terakhir mayor yang kemudian menjadi anggota DPRD Kota Sibolga dan anggota DPRD Tapanuli Tengah dari Fraksi ABRI.
Sementara, sang ibu bersuku Batak bernama R. Sihite.
Baca juga: Yasonna Laoly Dipastikan Absen dalam Pemeriksaan Dugaan Kasus Harun Masiku di KPK, Ini Alasannya
Anak pertama dari enam bersaudara ini dilahirkan di Sorkam-Tapanuli Tengah pada 27 Mei 1953.
Yasonna Laoly menikah dengan Eliaye Widya Ketaren.
Keduanya dikarunia empat orang anak.