Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) /Kepala BKKBN, Wihaji mengatakan, ada lebih dari 600 ribu personel Tim Pendamping Keluarga (TPK) diterjunkan untuk mencegah stunting
"Mereka adalah kekuatan besar untuk mendukung Program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting)," tuturnya di Jakarta, Senin (23/12/2024).
Ia meminta Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi untuk fokus menyelamatkan keluarga risiko stunting.
Bergerak secara strategis dengan memperkuat data, memastikan kecukupan asupan gizi, dan menciptakan jembatan antara penyuluh dengan penerima manfaat.
Lebih lanjut, mantan Bupati Batang itu mengatakan, pihaknya telah menjalin komunikasi intensif dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memperkuat sinergi program.
Dalam waktu dekat, Kemendukbangga dan BGN akan menindaklanjut MoU yang telah disepakati.
Program yang dijalankan diharapkan menjadi tonggak baru dalam upaya percepatan penurunan stunting.
Dengan strategi berbasis Keluarga Risiko Stunting (KRS), program ini bertujuan memastikan setiap anak Indonesia memiliki akses pada asupan gizi yang cukup dan pengasuhan yang berkualitas.
“Melalui kolaborasi lintas lembaga dan kekuatan 600 ribu TPK, kita optimis Genting dapat membawa perubahan signifikan”, tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Plt Sekretaris Mendukbangga, Sukaryo Teguh Santoso, mengatakan, total agregat proyeksi target yang disepakati bersama sebanyak 1 juta anak asuh. Sampai dengan hari ini, menurut dasboard Genting, ada 34.681 anak asuh dari target 1 juta.
"Harapannya, target 1 juta ini selesai dalam jangka pendek. Dan akan kita selesaikan target-target berikutnya”, ujar Sukaryo Teguh.
Baca juga: Stunting Jadi Prioritas, Menteri Wihaji Dorong Kolaborasi Tanpa Bebani APBN