News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gubernur Lemhannas Soroti Rumitnya Birokrasi hingga Kerap Jadi Lahan Subur Praktik Ilegal

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dr. H. Tubagus Ace Hasan Syadzily, M. Si. kini menjabat sebagai Gubernur Lemhannas.

Gubernur Lemhannas Soroti Rumitnya Birokrasi Pemerintahan hingga Kerap Jadi Lahan Subur Praktik Ilegal
 
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI, Ace Hasan Syadzily menggaungkan revolusi mental untuk memperkuat karakter bangsa dalam menjawab kompleksitas tantangan global.

“Revolusi mental sebagai sebuah gerakan sangat tepat untuk terus dikuatkan. Konsep ini secara umum ditujukan untuk mengubah cara berpikir dan bertindak masyarakat menjadi lebih baik demi terwujudnya Indonesia yang kuat,” ujarnya dalam keterangan, Senin (30/12/2025).

Baca juga: Berikan Kuliah Umum di Lemhanas RI, Ketua MPR RI Bamsoet: Indonesia Perlu Miliki Angkatan Siber

Ace mengakui tantangan yang dihadapi saat ini tidak ringan.


Dia mencontohkan terkait birokrasi yang di beberapa bagiannya masih rumit dan pada akhirnya sering kali menjadi lahan subur bagi praktik-praktik ilegal.

“Hal seperti ini tidak hanya akan menghambat pembangunan, tetapi juga menciptakan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Ini harus dibersihkan,” katanya.


Presiden Prabowo Subianto, dalam Asta Cita yang menjadi panduan arah pemerintahannya pun memberikan perhatian khusus pada penguatan nilai-nilai karakter dan jati diri bangsa. 


Salah satu implementasinya dikatakan Ace adalah pemberantasan korupsi sebagai upaya menciptakan pemerintahan yang bersih dan jujur. 


Mengapa ini perlu ditekankan? Karena, menurut dia, Presiden Prabowo bahkan mengungkapkan terjadi kebocoran yang mencapai 30 persen karena perilaku-perilaku korupsi.


Kebocoran ini tidak hanya merugikan negara secara finansial, tetapi juga menunda berbagai program pembangunan yang seharusnya dapat segera dirasakan manfaatnya oleh rakyat.


Langkah strategis yang ditawarkan, ucap Ace adalah penguatan karakter dan jati diri. 


Dengan membangun karakter bangsa yang kuat, pola pikir jangka pendek yang hanya berorientasi pada keuntungan pribadi dapat digantikan oleh visi jangka panjang yang berorientasi pada kemajuan bersama.


“Dalam persaingan global, pola pikir seperti ini sangat dibutuhkan. Birokrasi yang sederhana, efisien, dan bersih adalah kunci untuk menarik investasi, yang pada gilirannya akan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan transaksi ekonomi, dan memperkuat pendapatan negara melalui pajak,” ujar Ace.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini